Penjualan Anjlok Hingga 95%, Industri Ritel Butuh Dukungan
JAKARTA – Merebaknya wabah Covid-19 membuat traffic pengunjung di mall menurun drastis yang berimbas pada merosotnya penjualan industri ritel mencapai 95%. Untuk itu, perlu adanya sinergi antar pihak terkait agar sektor ritel dapat terus bertahan. Ketua Umum Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Budihardjo Iduansjah mengatakan saat ini pihaknya tengah melakukan negosiasi dengan […]
Industri
JAKARTA – Merebaknya wabah Covid-19 membuat traffic pengunjung di mall menurun drastis yang berimbas pada merosotnya penjualan industri ritel mencapai 95%. Untuk itu, perlu adanya sinergi antar pihak terkait agar sektor ritel dapat terus bertahan.
Ketua Umum Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Budihardjo Iduansjah mengatakan saat ini pihaknya tengah melakukan negosiasi dengan asosiasi pengelola pusat perbelanjaan untuk membebaskan biaya sewa dan service charge.
“Pusat perbelanjaan sudah membebaskan biaya sewa selama tiga bulan ke depan. Sementara, untuk pembebasan service charge belum terealisasi, kami masih negosiasi,” kata Budihardjo kepada wartawan TrenAsia.co, Kamis, 26 Maret 2020.
Lebih lanjut, dalam kondisi seperti ini peran pemerintah sangat dibutuhkan. Budihardjo menyampaikan agar pemerintah dapat memberikan stimulus perpajakan kepada sektor ritel. Sebab, sampai saat ini dukungan tersebut belum dirasakan oleh sektor tersebut.
“Kami berharap beban pajak selama tiga sampai enam bulan ke depan dihentikan dulu untuk memberikan nafas,” imbuh Budihardjo.
Kemudian, Hippindo juga meminta dukungan kepada perbankan untuk memberikan kelonggaran kredit.
Adapun, Hoppindo meminta kelonggaran kredit tersebut paling tidak diberikan minimal lima bulan dan secepatnya diimplementasikan pada April ini.
Budihardjo menyampaikan semua dukungan ini diperlukan untuk mencegah adanya gelombang putus hubungan kerja (PHK) karyawan serta menghindari terjadinya penutupan usaha.