<p>Suasana bangunan apartemen di kawasan Jakarta Pusat, Jum&#8217;at, 17 Juli 2020. Konsultan properti JLL memproyeksikan permintaan properti khususnya apartemen akan mulai menguat kembali pada kuartal II/2020, salah satu faktor pendorongnya adalah pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

Penjualan Apartemen di Jakarta Tumbuh 580 Unit, Simak Faktor Pendorongnya

  • Hasil riset dari Leads Property menunjukkan jumlah yang terjual mencapai 580 unit. Angka ini enam kali lipat lebih besar dibandingkan kuartal 1-2021 yang hanya 102 unit.
Industri
Aprilia Ciptaning

Aprilia Ciptaning

Author

JAKARTA – Penjualan properti, khususnya unit apartemen di Jakarta mengalami kenaikan sepanjang kuartal II-2021.  Hasil riset dari Leads Property menunjukkan jumlah yang terjual mencapai 580 unit. Angka ini enam kali lipat lebih besar dibandingkan kuartal 1-2021 yang hanya 102 unit.

Selain itu, penjualan ini juga berbanding terbalik secara tahunan atau year-on-year (yoy). Seperti diketahui, pada periode yang sama tahun lalu, penjualan apartemen mengalami minus sebanyak 676 unit.

“Pada kuartal II-2020 banyak terjadi pembatalan karena ketidakmampuan pembeli untuk meneruskan pembayaran. Hal ini disebabkan oleh gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan pemotongan gaji,” tulis hasil riset yang dikutip Jumat, 13 Agustus 2021.

Meskipun demikian, volume penjualan kuartal II tahun ini juga dinilai masih lebih kecil dibandingkan sebelum pandemi. Pasalnya, penjualan normal unit apartemen bisa mencapai 1.500 – 4.000 unit per kuartal.

Adapun penjualan apartemen yang mendominasi pada periode ini, terjadi pada harga di bawah Rp2 miliar per unit. Rinciannya, 40% pembeli memilih apartemen dengan harga Rp500 juta – Rp1 miliar. Selanjutnya, 36% pembeli memilih apartemen Rp1-1,5 miliar, dan sisanya 23% membeli apartemen seharga Rp300-500 juta.

Berdasarkan segmennya, apartemen menengah dengan harga Rp15-22 juta per m2 mencapai 40% penjualan. Kemudian kelas menengah ke atas, yakni per m2 seharga Rp22-30 juta sebanyak 36%, dan sisanya apartemen segmen menengah ke bawah. Harga yang dipatok pada kelompok ini kurang dari Rp15 juta per m2.

Untuk tipenya, unit studio dengan luas 21-30 m2 paling laku, yakni mencapai 65%. Selanjutnya unit 1 BR dengan luas 30-45 m2 laku 20%, dan unit 2 BR laku 15% dengan luas 45-75 m2.

Leads Property juga melaporkan, Jakarta Inner Ring Road (JIRR) dan Jakarta Outer Ring Road (JORR) 1 merupakan lokasi apartemen yang paling banyak diincar oleh pembeli. 

Faktor Pendorong Penjualan

Beberapa pendorong meningkatnya penjualan dipengaruhi sejumlah faktor. Pertama, insentif dari pemerintah berupa pembebasan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 10% untuk hunian di bawah Rp2 miliar, khususnya untuk ready-stock unit.

Kedua, strategi pengembang dalam memberikan diskon, seperti potongan 15%, free BPHTB, free furnish, free biaya Kredit Pemilikan Apartemen (KPA), free down payment dan free AJB.

Keempat, suku bunga KPA yang lebih rendah atau turun dibandingkan sebelum pandemi, yaitu dari 8% - 9% menjadi 3% -4% per tahun untuk 2 tahun pertama.

Terakhir, tenor pelunasan yang panjang, dari 15 tahun hingga 25 tahun mengakibatkan cicilan per bulan menjadi lebih kecil sehingga cocok untuk pembeli milenial.