Gedung Adaro Energy di Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Korporasi

Penjualan Batu Bara ADRO Semester I-2024 Nyaris Tembus 35 Juta Ton

  • PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) baru saja melaporkan hasil kinerja operasionalnya untuk semester I-2024, yang mencatat peningkatan signifikan dalam penjualan dan produksi batu bara.

Korporasi

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – Emiten tambang batu bara raksasa PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) baru saja melaporkan hasil kinerja operasionalnya untuk semester I-2024, yang mencatat peningkatan signifikan dalam penjualan dan produksi emas hitam. 

Berdasarkan laporan kinerja operasional yang dirilis di Bursa Efek Indonesia pada Selasa malam, 6 Agustus 2024, emiten yang terafiliasi dengan Garibaldi “Boy” Thohir ini berhasil mencatatkan penjualan batu bara sebanyak 34,94 juta ton.

Raihan penjualan batu bara pada paruh pertama tahun ini mengalami lonjakan sebesar 7% dibandingkan semester I-2023, yang hanya sebanyak 32,62 juta ton. Kenaikan ini didorong oleh produksi batu bara perseroan yang solid.

ADRO yang merupakan portofolio PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) berhasil mencatatkan produksi batu bara sebesar 35,74 juta ton di semester I-2024, atau meningkat 7% dibandingkan periode tahun lalu sebesar 33,41 juta ton saja.

Terkhusus kuartal II-2024 saja, ADRO memproduksi 17,7 juta ton batu bara dan menjual 18,5 juta ton. Meskipun volume produksi turun dari 18,1 juta ton pada kuartal I-2024, namun penjualannya meningkat dari 16,5 juta ton di kuartal I-2024.

Jika merinci penjualan secara geografis, sekitar 26% dari penjualan batu bara ADRO ditujukan untuk pasar domestik di Indonesia, 24% untuk wilayah Asia Timur Laut, dan 18% untuk Asia Tenggara. Penjualan ke China menyumbang 18%, India 11%, dan 3% untuk negara tujuan ekspor lainnya.

Emiten bersandikan ADRO juga mengungkapkan bahwa anak usahanya, PT Adaro Indonesia, berhasil memproduksi 25,69 juta ton batu bara di semester I-2024, meningkat 3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 

Sementara itu, anak usaha ADRO lainnya, Balangan Coal Companies, mencatatkan produksi batu bara sebesar 4,45 juta ton di semester I-2024. Torehan itu naik 10% dibandingkan semester I-2023. 

Tidak ketinggalan, PT Mustika Indah Permai, yang juga anak usaha ADRO, melaporkan produksi batu bara yang meningkat menjadi 2,61 juta ton dengan penjualan 2,86 juta ton, naik 47% dibandingkan semester I-2023. 

Terakhir, tambang Kestrel, juga mencatatkan produksi sebesar 2,32 juta ton, turun 8% dibandingkan semester I-2023. Kendati begitu volume penjualannya meningkat 2% menjadi 2,29 juta ton.

Selain itu, penjualan batu bara metalurgi ADRO melalui anak usahanya yang terdaftar di BEI, PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR), mengalami kenaikan sebesar 43% menjadi 2,59 juta ton di semester I-2024.

Di sisi lain, volume pengupasan lapisan tanah atau overburden removal ADRO juga tercatat mencapai 141,58 juta bank cubic meter (bcm) pada semester I-2024. Volume overburden removal ini lebih tinggi 9% dibandingkan semester I-2023 yang sebesar 32,62 juta ton.

Dari lantai bursa, pada perdagangan sesi pertama hari ini, Rabu, 7 Agustus 2024, saham ADRO diparkir melesat 1,26% ke level Rp3.220 per saham. Yang menarik, saham batu bara telah melambung 29,32% sepanjang tahun ini.