Penjualan Batu Bara Naik, Bukit Asam (PTBA) Bidik Potensi Pasar Ini
- PT Bukit Asam Tbk (PTBA) berupaya mengoptimalkan potensi pasar di dalam negeri serta peluang ekspor ke sejumlah negara yang memiliki prospek pertumbuhan yang tinggi, baik pasar eksisting maupun pasar-pasar baru.
Energi
JAKARTA - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) berupaya mengoptimalkan potensi pasar di dalam negeri serta peluang ekspor ke sejumlah negara yang memiliki prospek pertumbuhan yang tinggi, baik pasar eksisting maupun pasar-pasar baru.
Corporate Secretary PT Bukit Asam Tbk (PTBA), Niko Chandra mengatakan, pada kuartal I-2024, penjualan batu bara PTBA mencapai 9,7 juta ton atau meningkat 10% dibanding periode yang sama tahun lalu.
"PTBA terus berupaya menjaga pasokan di dalam negeri serta mengoptimalkan peluang ekspor ke sejumlah negara yang memiliki prospek pertumbuhan tinggi. Volume penjualan tahun ini ditargetkan meningkat dibanding tahun 2023," kata Niko dilansir pada Senin, 6 Mei 2024.
Dari sisi realisasi Domestic Market Obligation (DMO) tercatat sebesar 5,9 juta ton atau tumbuh 14% secara tahunan. Adapun penjualan ekspor sebesar 3,8 juta ton atau naik 4% secara tahunan.
Pasar PTBA
Niko menyebut, India menjadi pasar ekspor terbesar PTBA. Sepanjang Januari-Maret 2024, penjualan ke India mencapai 1,5 juta ton atau tumbuh 7,1% secara tahunan.
Lalu ada ekspor ke negeri gingseng atau Korea Selatan meningkat pesat sebesar 80,9% dari 380,7 ribu ton menjadi 688,5 ribu ton. Pertumbuhan pesat juga tercatat pada penjualan ke beberapa negara di Asia Tenggara. Ekspor ke Thailand melonjak 707%, Vietnam meningkat 421,2% , dan Malaysia tumbuh 71,5%.
Sebelumnya, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) melaporkan kinerja selama 3 bulan pertama tahun 2024 (kuartal). Emiten tambang batu bara ini membukukan laba bersih sebesar Rp790,9 miliar.
Pencapaian laba bersih didukung oleh kinerja operasional Perseroan sepanjang kuartal I-2024. Di mana total produksi batu bara PTBA pada kuaryal I-2024 mencapai 7,3 juta ton, tumbuh 7% dibanding periode yang sama tahun 2023 yakni sebesar 6,8 juta ton.
Perseroan juga mencatatkan pendapatan sebesar Rp9,4 triliun dan EBITDA sebesar Rp1,5 triliun. Sedangkan total aset perusahaan per 31 Maret 2024 sebesar Rp38,4 triliun.
Adapun realisasi angkutan batu bara melalui jalur kereta api pada Januari-Maret 2024 mencapai 8,4 juta ton atau meningkat 9% dibanding periode yang sama tahun lalu. Meski sempat terdampak robohnya girder pada proyek pembangunan jalan layang Bantaian pada Maret lalu, angkutan batu bara melalui jalur kereta api tetap dapat mencapai target.