<p>Minuman beralkohol bir Anker milik PT Delta Djakarta Tbk (DLTA) / Deltajkt.co.id</p>
Korporasi

Penjualan dan Laba Turun, Begini Siasat Delta Djakarta Hadapi Pandemi

  • Sepanjang tahun lalu, penjualan yang berhasil dibukukan hanya sebesar Rp546 miliar.
Korporasi
Aprilia Ciptaning

Aprilia Ciptaning

Author

JAKARTA - Produsen minuman keras (miras) bir Anker, PT Delta Djakarta Tbk (DLTA) mengalami penurunan kinerja di tengah situasi pandemi.

Sepanjang tahun lalu, penjualan yang berhasil dibukukan hanya sebesar Rp546 miliar. Jumlah ini merosot 51,4% year-on-year (yoy) dibandingkan dengan 2019 yang sebesar Rp827 miliar.

Selain itu, laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk juga turun menjadi Rp124 miliar, dari sebelumnya Rp317 per 2019.

Adapun aset perseroan pada periode tersebut tercatat Rp1,2 triliun, lebih rendah dibandingkan dengan 2019 sebesar Rp1,4 triliun.

Atas penurunan kinerja ini, pembayaran dividen yang diberikan kepada pemegang saham pun ikut turun. Untuk tahun buku 2020, jumlah dividen tunai yang dibayarkan sebesar Rp200,16 miliar. Padahal, dividen yang dibayarkan untuk tahun 2019 nilainya Rp312,26 miliar.

Efisiensi dan Pangkas Biaya Operasional

Meskipun demikian, perseroan menyikapi dengan beberapa strategi. Lebih jauh, manajemen mengaku memanfaatkan peluang, salah satunya lewat kerja sama dengan platform e-groceries Happy Fresh.

“Kami juga mendirikan toko resmi PT Delta di Blibli dan Shopee, serta melakukan kampanye pengiriman online,” ungkap manajemen dalam keterangan resmi yang dikutip Kamis, 26 Agustus 2021.

Untuk menjangkau konsumen selama pandemi, perseroan terus aktif menjangkau media sosial serta program pemasaran dan kesadaran merek di Facebook dan Instagram.

Dari segi bisnis, DLTA melakukan pengendalian biaya produksi dan meningkatkan efektifitas operasional untuk menjaga profitabilitas.

Pada tahun lalu, produsen miras ini meluncurkan perubahan kemasan kaleng, dari 330 mL menjadi 320 mL untuk menyelaraskan persaingan.

Kemudian, perseroan juga memanfaatkan teknologi informasi dengan menerapkan Sistem Informasi Distributor (DIS) yang memungkinkan untuk mengelola aktivitas distribusi dan informasi penjualan.

“Kami juga menegosiasikan harga kontrak yang lebih rendah untuk beberapa material utama, serta menunda belanja modal nonesensial,” tambahnya.

Menariknya, meskipun perseroan mengambil langkah-langkah efisiensi biaya di bidang lain, DLTA tidak melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

“Tidak ada satu pun karyawan yang diberhentikan. Dengan demikian, kami turut berkontribusi terhadap upaya pemerintah dalam menekan angka pengangguran selama pandemi,” ungkap manajemen.

Perseroan meyakini masih mampu bertahan selama tidak kehilangan harapan dan terus optimistis dalam mengatasi musibah ini.