Penjualan Eceran Mei 2020 Menurun
JAKARTA – Bank Indonesia (BI) melaporkan hasil survei penjualan eceran pada Mei 2020 yang menunjukkan penurunan. Hal itu dibuktikan oleh Indeks Penjualan Riil (IPR) sebesar 20,6% year-on-year (yoy), lebih dalam dibandingkan bulan April 2020 yang sebesar 16,9% (yoy). Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko mengatakan, penurunan bersumber dari kontraksi penjualan di seluruh kelompok komoditas yang […]
Industri
JAKARTA – Bank Indonesia (BI) melaporkan hasil survei penjualan eceran pada Mei 2020 yang menunjukkan penurunan. Hal itu dibuktikan oleh Indeks Penjualan Riil (IPR) sebesar 20,6% year-on-year (yoy), lebih dalam dibandingkan bulan April 2020 yang sebesar 16,9% (yoy).
Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko mengatakan, penurunan bersumber dari kontraksi penjualan di seluruh kelompok komoditas yang dipantau.
“Penurunan terjadi di seluruh komoditas, yang terdalam pada subkelompok sandang, serta kelompok barang budaya dan rekreasi,” katanya dalam siaran tertulis yang dikutip TrenAsia.com, Kamis, 9 Juli 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Meskipun demikian, Onny menyebut bahwa kinerja penjualan eceran diperkirakan sedikit membaik pada Juni 2020 kendati masih berada dalam fase kontraksi. Ia memprediksi, IPR pada Juni 2020 akan tumbuh sebesar minus 14,4% (yoy).
“IPR Juni 2020 diperkirakan sebesar minus 14,4%, tidak sedalam kontraksi penjualan pada bulan sebelumnya,” tambahnya.
Perbaikan kinerja tersebut, ungkapnya, terutama didukung oleh kelompok makanan dan minuman, tembakau, serta bahan bakar kendaraan bermotor.
Sementara itu, apabila dilihat dari sisi harga, Onny menjelaskan tekanan inflasi pada tiga dan enam bulan mendatang alias Agustus dan November 2020, diperkirakan menurun. Pasalnya, Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) periode tersebut masing-masing sebesar 138,6 dan 142,5.
“Kedua angka tersebut lebih rendah dibandingkan Juli dan Oktober 2020 sebesar 162,4 dan 146,4 karena responden cenderung masih menjaga harga jual untuk mempertahankan level permintaan,” tutur Onny.