Penjualan Hunian Tetap Moncer Kala Pandemi, Pendapatan Ciputra Naik Jadi Rp8 Triliun
PT Ciputra Development Tbk (CTRA) membukukan peningkatan pendapatan sebesar 6,04% menjadi Rp8,07 triliun pada 2020. Peningkatan pendapatan didongkrak penjualan rumah, rumah toko, dan apartemen.
Korporasi
JAKARTA – Emiten properti PT Ciputra Development Tbk (CTRA) membukukan peningkatan pendapatan sebesar 6,04% menjadi Rp8,07 triliun pada 2020. Di tahun sebelumnya, CTRA mencatatkan pendapatan sebesar Rp7,61 triliun.
Dalam catatan atas laporan keuangan perusahaan, peningkatan pendapatan ini diakibatkan oleh peningkatan 19,7% di sektor penjualan rumah hunian dan ruko menjadi Rp4,64 triliun dari sebelumnya Rp3,88 triliun. Lalu, juga ada peningkatan 23,48% di penjualan apartemen menjadi Rp1,08 triliun dari sebelumnya Rp877 miliar.
Moncernya penjualan ini membuat pendapatan dari sektor penjualan CTRA meningkat 16,1% menjadi Rp6,59 triliun sepanjang 2020. Di tahun sebelumnya, pendapatan penjualan CTRA tercatat Rp5,68 triliun.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
Di sisi lain, beban pendapatan CTRA hanya naik 3,4% menjadi Rp3,95 triliun dari sebelumnya Rp3,82 triliun. Ini juga membuat capaian laba kotor perusahaan terkerek 8,7% menjadi Rp4,12 triliun dari sebelumnya Rp3,79 triliun.
Laba bersih atau laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk pun meningkat 13,79% menjadi Rp1,32 triliun. Di tahun sebelumnya, CTRA mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,16 triliun.
Kas perusahaan juga menunjukkan catatan positif. Tercatat, ada kenaikan neto kas dan setara kas sebesar Rp1,03 triliun sepanjang 2020. Ini membuat kas dan setara kas akhir tahun 2020 CTRA menjadi Rp5,28 triliun dari sebelumnya Rp4,24 triliun.
Secara rinci, arus kas dari aktivitas operasi mencatatkan peningkatan menjadi Rp1,21 triliun dari sebelumnya Rp979 miliar. Hal ini dicapai berkat CTRA yang mampu menekan pembayaran kepada kontraktor, pemasok, dan lainnya menjadi Rp3,83 triliun dari sebelumnya Rp4,28 triliun.
Selain itu, pembayaran untuk gaji dan tunjangan karyawan pun ditekan menjadi Rp761,47 miliar dari sebelumnya Rp827,69 miliar. Beban bunga dan dan keuangan lainnya juga ditekan menjadi Rp770,44 miliar dari sebelumnya Rp899,79 miliar.
Pada akhir 2020, total aset perusahaan tercatat sebesar Rp39,25 triliun. Ini terdiri dari aset lancar yang sebesar Rp20,65 triliun dan aset tidak lancar sebesar Rp18,61 triliun. (LRD)