<p>PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) / Jababeka.com</p>
Korporasi

Penjualan Lahan Industri Merosot, Jababeka (KIJA) Catat Kenaikan Rugi hingga Rp142 Miliar

  • PT Jababeka Tbk (KIJA) membukukan rugi bersih sebesar Rp142 miliar pada semester pertama 2021.

Korporasi

Aprilia Ciptaning

JAKARTA – Perusahaan kawasan industri PT Jababeka Tbk (KIJA) membukukan rugi bersih sebesar Rp142 miliar pada semester pertama 2021. Rugi ini membengkak dibandingkan dengan rugi bersih per semester I-2020 sebesar Rp84,2 miliar.

Corporate Secretary Jababeka  Muljadi Suganda mengatakan penyebab utama kerugian ini disebabkan oleh pergerakan selisih kurs. 

“Perseroan membukukan rugi selisih kurs sebesar Rp112,5 miliar pada semester I-2021. Sementara itu, rugi selisih kurs pada periode yang sama 2020 sebesar Rp66,1 miliar,” katanya dalam keterangan resmi yang diterima Sabtu, 28 Agustus 2021.

Total pendapatan perseroan juga menurun pada periode ini, yakni menjadi sebesar Rp1,1 triliun. Angka ini turun 11% year-on-year (yoy) dibandingkan dengan semester I-2020 sebesar Rp1,25 triliun.

Hal ini disebabkan oleh unit bisnis Pilar Land Development & Property KIJA yang mengalami penurunan pendapatan 34% yoy menjadi Rp436,3 miliar pada semester I-2021. Pada periode yang sama tahun lalu, pendapatan bisnis ini tercatat sebesar Rp663,1 miliar.

Muljadi menyebut penurunan pendapatan ini terutama disebabkan oleh merosotnya penjualan produk industri tanah matang dan tanah dengan bangunan pabrik, masing-masing menjadi Rp217,5 miliar dan Rp19,1 miliar.

Sementara itu, jumlah penjualan tanah matang dari Cikarang dan Kendal masing-masing sebesar Rp31,6 miliar dan Rp495,4 miliar pada semester I-2021.

Meskipun demikian, perseroan berhasil menekan beban pokok pendapatan menjadi minus Rp680 miliar. Padahal beban pos ini per semester I-2020 tercatat minus hingga Rp755 miliar.

Adapun EBITDA perseroan yang dibukukan sebesar Rp330,5 miliar, turun 12% yoy dibandingkan Rp375,2 miliar pada semester I-2020.

Kemudian, total liabilitas meningkat menjadi Rp6,1 triliun, dibandingkan dengan Rp5,9 triliun per akhir 2020. Sebaliknya, total ekuitas turun tipis dari Rp6,2 triliun per Desember 2020 menjadi Rp6,1 triliun pada periode ini.

Sepanjang paruh pertama semester ini, total aset yang dibukukan perseroan tercatat sebesar Rp12,3 triliun, naik dari Rp12,2 triliun per akhir tahun lalu.