Penjualan Masih Bakal Flat, Begini Potensi Industri Semen RI
- Sektor semen nasional diperkirakan mengalami volume penjualan yang cenderung flat sepanjang tahun 2023 yang dipengaruhi oleh tekanan pada permintaan bagged cement dalam negeri.
Industri
JAKARTA – Sektor semen nasional diperkirakan mengalami volume penjualan yang cenderung flat sepanjang tahun 2023 yang dipengaruhi oleh tekanan pada permintaan bagged cement dalam negeri.
Head of Equity Research Samuel Sekuritas Indonesia Prasetya Gunadi mengatakan, secara umum penjualan semen pada April – Mei 2023 menurun 6,3% year-on-year (yoy) dengan penurunan sebesar -7,6% yoy untuk bagged cement kendati bulk cement tumbuh 4,9% yoy.
“Penurunan masih berlanjut dikarenakan efek dari kenaikan harga BBM dan masih tingginya batu bara yang memaksa rata-rata harga jual (ASP) terjaga di level tinggi,” tulis dia dalam sebuah riset yang dikutip Kamis, 22 Juni 2023.
Gunadi bilang, penurunan terbesar masih terjadi di daerah Jawa Tengah yang turun 18,3% yoy dan Jawa Timur dengan koreksi 6,9% yoy. “Namun penjualan di daerah luar Jawa mampu tumbuh, terutama di Kalimantan dan Nusa Tenggara masing-masing 3,7 dan 2,8 persen yoy.”
Penjualan Domestik Tumbuh
Volume penjualan semen domestik pada Mei 2023 tercatat tumbuh 63,4% secara bulanan dan 24,9% secara tahunan mencapai 4,9 juta ton dengan kumulatif lima bulan pertama tahun 2023 di angka 22,1 juta ton atau turun 5,8% yoy.
- Pertamina Pastikan Harga Bioetanol RON 95 yang Akan Diluncurkan Lebih Murah
- Efek Konser Taylor Swift, Brasil Bikin UU untuk Jerat Calo Tiket
- Gendeng DANA, Igloo Tawarkan Produk Asuransi Keracunan Makanan
Penjualan semen kantung tercatat berada pada kisaran 3,6 juta ton atau melonjak 72,3% secara bulanan dan 8,7% yoy. Begitu pula dengan penjualan semen curah yang mengalami pemulihan dengan mencatatkan penjualan di 1,3 juta ton, masing-masing tumbuh 42,6% mom dan 3,1% yoy.
Dengan analisis itu, Gunadi menegaskan kembali peringkat netral untuk sektor semen. Adapun risiko utama yang perlu diperhatikan adalah permintaan semen yang diproyeksikan menurun serta kenaikan biaya distribusi.
Dominasi Pasar SMGR dan INTP
Selama April – Mei 2023, penjualan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) tumbuh tipis sekitar 0,3% yoy mencapai 4 juta ton. Sedangkan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) mampu mencatatkan pertumbuhan penjualan hingga 10,8% yoy mencapai 2,2 juta ton.
Secara kumulatif pada periode Januari – Mei 2023, INTP mencatatkan penjualan sebesar 6,1 juta ton atau meningkat 4,7% yoy. Sementara itu, SMGR membukukan kumulasi penjualan kumulatif pada lima bulan pertama tahun ini sebanyak 11,5 juta ton, koreksi 0,2% yoy.
- Kekayaan Andika Perkasa, Mantan Panglima TNI yang Punya Tabungan Rp131 Miliar
- Bukit Asam (PTBA) Angkat Irwandy Arif jadi Komisaris Utama
- Viral! Nama Messi Muncul Dalam Daftar Penerbangan ke Jakarta
“Hingga Mei 2023, kedua pemain besar baik SMGR dan INTP mampu meningkatkan pangsa pasar mereka hingga 52,4 persen dan 27 persen secara berurutan,” papar Gunadi.
Lebih lanjut, Gunadi menyampaikna bahwa harga jual semen di daerah Jakarta untuk SMGR dan INTP pada awal Juni 2023 masih lebih tinggi dibandingkan dengan tier kedua pada industri semen, Conch dan Grobogan, di mana memiliki range sekitar 17-26% lebih mahal.
“Namun, fighting brand SMGR (Semen Padang) dan INTP (Semen Rajawali) memiliki harga yang tidak jauh berbeda dengan kompetitornya. Maka dari itu, dengan komposisi brand yang kuat, SMGR dan INTP mampu meraih pangsa pasar yang lebih tinggi.”