Penjualan Melejit Selama WFH, Metrodata Electronics (MTDL) Raih Kenaikan Laba 63 Persen
- PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL) meraup pendapatan Rp1,46 triliun dengan laba bersih Rp138 miliar.
Korporasi
JAKARTA – Distributor berbagai jenis komputer, PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL) membukukan kinerja apik pada semester I-2021. Pendapatan perseroan melonjak 23,5% menjadi Rp1,46 triliun dengan pertumbuhan laba mencapai Rp63,6% menjadi Rp138 miliar pada paruh pertama tahun ini.
Sekretaris Perusahaan Metrodata Electronics Randy Kartadinata mengungkapkan kenaikan pendapatan sejalan dengan kebutuhan produk teknologi informasi dan komunikasi (TIK) pada masa pandemi untuk mendukung pelaksanaan pekerjaan secara work from home dan school from home.
“Adapun kebutuhan produk TIK ini sebagian besar adalah produk notebook dan PC di unit bisnis distribusi kami,” ujarnya melalui keterbukaan informasi, Kamis, 21 Oktober 2021.
- NPL Memburuk, Laba Bersih BCA Masih Melesat 15,8 Persen Jadi Rp23,19 Triliun
- Bancassurance Semakin Dilirik, Momentum Perbankan Kerek Fee Based Income
- Jangan Asal Tanam, Jokowi Minta Daerah Kembangkan Produk Khas Berbasis Ekspor
Menurutnya, kelangkaan produk notebook dan PC yang terjadi di awal pandemi 2020, kemudian mulai pulih secara bertahap pada tahun ini. Hal ini disinyalir mendongkrak pertumbuhan penjualan perseroan.
Kendati begitu, kata Randy, kebutuhan pasar belum dapat sepenuhnya dipenuhi oleh perseroan, sehingga pihaknya terus mencari mitra usaha untuk produk notebook dan PC dengan merk baru.
Selain itu, lanjutnya, perseroan juga terus melakukan diversifikasi penjualan produk untuk menutupi kekurangan supply notebook yaitu Chromebook dan Smartphone. sebagai alternatif produk yang dipakai untuk pembelajaran di daerah yang tertinggal.
“Kenaikan penjualan juga dikontribusikan dari unit bisnis solusi dan konsultasi, khususnya untuk mendukung para pelanggan korporasi dalam menjalankan bisnisnya secara online (remote working),” imbuhnya.
Randy menyatakan kenaikan pendapatan MTDL juga didukung oleh kenaikan laba kotor, dan juga disertai dengan penghematan biaya-biaya operasional kantor di antaranya adalah biaya perjalanan dinas, biaya seminar dan conference, biaya listrik, air, dan biaya operasional lainnya di masa pandemi.
Kenaikan laba bersih juga dikontribusikan oleh pemulihan dari selisih rugi kurs yang terjadi di tahun 2020 dimana perseroan mengalami kerugian kurs yang signifikan akibat dari gejolak kurs pada saat mulai terjadinya pandemi.
“Sedangkan di tahun 2021 ini gejolak kurs jauh lebih terkendali sehingga Perseroan dapat meminimalisir selisih kurs yang ada,” tambahnya.
Adapun jenis hardware yang diminati pelanggan di antaranya produk notebook, PC, smartphone, hingga produk gaming Sedangkan jenis software yang diminati adalah software untuk mendukung aktivitas di rumah seperti productivity software, cloud, security dan produk lainnya.
Randy turut menyampaikan dampak dari chip shortage membatasi persediaan barang sehingga mengurangi kompetisi harga yang meningkatkan keuntungan perseroan. Sehingga perseroan lebih agresif didalam pemesanan barang dalam rangka memenuhi permintaan dari pelanggan.
“Untuk mengatasi kelangkaan produk notebook dan PC serta mendorong kenaikan penjualan, perseroan juga memasarkan produk notebook dengan merek baru, chromebook, dan juga smartphone serta berbagai varian baru dari produk gaming,” pungkasnya.