<p>Direktur Utama PT Indofarma, Arief Pramuhanto (kanan) sat hadir dalam rapat dengar pendapat holding farmasi BUMN dengan Komisi VI DPR di komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 5 Oktober2020. Rapat membahas kondisi aktual perusahaan dalam penanganan COVID-19 dan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), serta membahas profit dan operasional perusahaan, termasuk soal harga obat COVID-19. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Korporasi

Penjualan Melesat Bikin Indofarma (INAF) Berbalik Untung di Kuartal III-2021

  • PT Indofarma Tbk (INAF) berhasil membukukan kinerja positif pada kuartal III-2021.
Korporasi
Drean Muhyil Ihsan

Drean Muhyil Ihsan

Author

JAKARTA – Emiten farmasi pelat merah, PT Indofarma Tbk (INAF) berhasil membukukan kinerja positif pada kuartal III-2021. Penjualan yang melesat membuat perseroan berbalik untung pada periode sembilan bulan pertama tahun ini.

Menukil dari laporan keuangannya, Senin, 1 November 2021, perseroan mencatatkan penjualan bersih sebanyak Rp1,50 triliun pada triwulan ketiga 2021. Angka tersebut melonjak 99,91% year-on-year (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp749,26 miliar.

Penjualan obat ethical pada pasar domestik masih menjadi penyumbang terbesar perseroan sejumlah Rp904,86 miliar, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan III-2020 senilai Rp440,77 miliar.

Sedangkan, penjualan alat kesehatan, diagnostik dan lainnya di dalam negeri menjadi kontributor pendapatan terbesar kedua bagi perseroan dengan nilai Rp564,01 miliar berbanding dengan Rp286,75 miliar pada kuartal ketiga tahun lalu.

Masih di pasar lokal, pendapatan obat over the counter (tidak membutuhkan resep dokter) tercatat sekitar Rp22,24 miliar. Kendati paling mini, pertumbuhan pendapatan pada pos ini jadi yang paling tinggi secara tahunan dibandingkan dengan tahun lalu dengan realisasi senilai Rp8,36 miliar.

Di sisi lain, pendapatan ekspor obat ethical maupun over the counter justru menurun menjadi masing-masing Rp2,83 miliar dan Rp3,90 miliar hingga akhir September 2021. Pada periode yang sama tahun lalu, eskpor ethical dan over the counter INAF mencapai Rp4,42 miliar dan Rp8,96 miliar.

Sejalan dengan peningkatan penjualan, beban penjualan perseroan naik 20,75% yoy dari Rp95,94 miliar menjadi Rp115,85 miliar. Tidak jauh berbeda, beban umum dan administrasi perseroan juga ikut naik sekitar 40,15% yoy menjadi Rp105,41 miliar dari Rp75,24 miliar.

Dengan catatan tersebut, perseroan berhasil memperoleh laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp2,82 miliar di kuartal III-2021. Capaian ini berbanding terbalik dengan periode yang sama tahun lalu, di mana INAF memcatat rugi bersih sebesar Rp18,88 miliar.

Hal ini turut membuat earning price to ratio (EPS) perseroan bergerak kearah positif menjadi Rp0,91 per lembar saham. Sementara, pada akhir September 2020, rugi bersih per saham INAF sekitar Rp-6,09 per unit saham.

Jumlah liabilitas perseroan membengkak dari Rp1,28 triliun pada 31 Desember 2020 menjadi Rp1,91 triliun di kuartal III-2021. Secara bersamaan, total ekuitas terkerek dari Rp430,32 miliar menjadi Rp433,16 miliar.

Adapun kas dan setara kas menebal menjadi Rp350,55 miliar pada 30 September 2021 berbanding Rp158,18 miliar pada akhir tahun lalu. Sehingga, total aset perseroan bertambah dari Rp1,71 triliun menjadi Rp2,34 triliun.