Penjualan Mobil di China Tetap Tembus 25 Juta Unit Sebelum Tahun Baru
BEIJING – Bukan main memang Negeri Tirai Bambu ini, di saat kebanyakan negara masih berkutat dengan gelombang kedua COVID-19 dan berjuang keras memulihkan perekonomian, China malah sudah lebih dulu bangkit dari keterpurukan krisis. Selain perekonomian nasional yang sudah berada di zona positif, industri otomotif China juga tak kehilangan tajinya. Asosiasi Produsen Mobil China (CAAM) merilis […]
Nasional & Dunia
BEIJING – Bukan main memang Negeri Tirai Bambu ini, di saat kebanyakan negara masih berkutat dengan gelombang kedua COVID-19 dan berjuang keras memulihkan perekonomian, China malah sudah lebih dulu bangkit dari keterpurukan krisis.
Selain perekonomian nasional yang sudah berada di zona positif, industri otomotif China juga tak kehilangan tajinya. Asosiasi Produsen Mobil China (CAAM) merilis proyeksi penjualan mobil hanya terkoreksi tipis 1,5% menjadi 25,3 juta unit hingga akhir 2020 dari tahun lalu sebanyak 25,77 juta unit.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
“Tahun ini mencapai 20,2 juta kendaraan penumpang dan 5,1 juta kendaraan komersial yang mencakup truk dan bus,” kata Pejabat senior CAAM, Xu Haidong dinukil dari Reuters, Senin, 14 Desember 2020.
Tahun depan, CAMM optimistis penjualan mobil bakal tumbuh 4% menjadi 26,3 juta unit. Sinyal pertumbuhan ini dipicu kebijakan pemerintah yang mendukung industri dan diskon para produsen mobil.
Dari sisi penjualan mobil ramah lingkungan, China juga diperkirakan dapat mencetak penjualan sebanyak 1,8 juta unit pada 2021. Angka ini naik dari 1,3 juta unit tahun ini dan 1,2 juta unit pada 2019.
Kendaraan ramah lingkungan termaksud adalah yang menggunakan energi terbarukan (NEV). NEV termasuk kendaraan bertenaga baterai listrik, plug in bensin-listrik dan kendaraan sel bahan bakar hidrogen.
Tak hanya merilis prediksi penjualan jangka pendek, di skala waktu menengah, CAMM menaksir China dapat menjual sekitar 30 juta kendaraan pada awal 2025.
Sederet prediksi gemilang ini bukan tanpa pemicu, pada masa awal pandemi, China merupakan negara yang paling pertama menderita akibat COVID-19. Tak ayal, industri otomotif setempat sempat terkontraksi hingga 25% pada Maret 2020.
Akan tetapi, seiring dengan pengendalian dan kebijakan pemerintah, penjualan mobil di China terus mengalami perbaikan. Pada November 2020, industri mencatat kenaikan penjualan hingga 12,6% secara tahunan.
Tak hanya itu, penjualan NEV bahkan naik 105% menjadi 200.000 unit. “Hal ini seiring dengan promosi pemerintah terhadap kendaraan ramah lingkungan untuk mengurangi polusi udara.”
Industri Otomotif RI
Di dalam negeri, industri otomotif perlu waktu yang lebih lama untuk bisa meraup kejayaannya kembali. Tahun ini saja, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) sudah berulang kali mengkoreksi target penjualan.
Pada awal tahun, target penjualan mobil Tanah Air sejatinya masih di level 1,1 juta unit. Sayangnya, sejak pandemi COVID-19 terkonfimasi pada 2 Maret 2020, penjualan mobil berangsur-angsur mengalami kemerosotan.
Tercatat, Gaikindo menurunkan target ke 600 ribu unit dan kembali diturunkan menjadi 525 ribu sepanjang 2020.
Tahun depan, Gaikindo hanya menargetkan penjualan sebanyak 750.000 unit. Sementara itu, lembaga pemeringkatan Fitch Ratings memperkirakan penjualan domestik roda empat pada 2021 tetap 30-40% lebih rendah daripada 2019 yakni kurang dari 700.000 unit.