Penjualan Mobil Jeblok, Restrukturisasi Kredit Industri Multifinance Tembus Rp181,3 T
Industri pembiayaan (multifinance) terus melakukan restrukturisasi kredit terhadap nasabah yang terdampak pandemi COVID-19.
Industri
JAKARTA – Industri pembiayaan (multifinance) terus melakukan restrukturisasi kredit terhadap nasabah yang terdampak pandemi COVID-19.
Hingga 17 November 2020, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan realisasi restrukturisasi multifinance mencapai Rp181,3 triliun. Jumlah tersebut diberikan kepada 4,87 juta kontrak nasabah.
Deputi Komisioner Hubungan Masyarakat dan Logistik OJK Anto Prabowo mengungkapkan, kondisi sektor jasa keuangan masih dalam kondisi yang stabil dan terjaga.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- Tandingi Telkomsel dan Indosat, Smartfren Segera Luncurkan Jaringan 5G
- Bangga! 4,8 Ton Produk Tempe Olahan UKM Indonesia Dinikmati Masyarakat Jepang
“OJK bersama pemerintah terus mendorong upaya pemulihan ekonomi nasional,” ungkapnya dalam keterangan tertulis yang dikutip TrenAsia.com, Rabu, 2 Desember 2020.
Menurutnya, profil risiko dan permodalan sektor jasa keuangan dalam kondisi sehat. Hal ini terlihat dari Non-performing finance (NPF) perusahaan pembiayaan sebesar 4,7%.
Anto mengatakan, terjaganya NPF ini ditopang oleh kebijakan restrukturisasi pembiayaan. Begitu pula untuk gearing ratio sebesar 2,28%. Angka tersebut dinilai masih aman di bawah batas maksimum 10%.
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Nvidia Tanam Uang Rp1,4 Triliun Demi Bangun Superkomputer
- Facebook Lakukan Pengujian, Oculus VR Bakal Tak Lagi Bebas Iklan
Namun, piutang perusahaan pembiayaan pada periode ini masih terkontraksi hingga minus 15,7% year-on-year (yoy). Ini terjadi karena pasar kendaraan bermotor belum pulih. Padahal, kata Anto, segmen ini memberikan kontribusi terbesar dalam industri pembiayaan.
Penjualan Kendaraan Merosot
Seperti diketahui, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) pun mencatat, total penjualan mobil selama delapan bulan terakhir baru mencapai 323.492 unit. Jumlah tersebut baru sebesar 31% dari pencapaian tahun lalu, yakni satu juta unit mobil.
Meskipun demikian, tren kenaikan sempat tercatat dalam tiga bulan berturut-turut. Penjualan pada Agustus 2020 tercatat sebanyak 37.277 unit yang naik 47,43% dari penjualan pada Juli sejumlah 25.283 unit mobil.
Adapun kenaikan penjualan pertama setelah pandemi COVID-19 tercatat pada Juni 2020, yakni sebesar 255,7% dari 3.551 unit pada Mei menjadi 12.623 unit pada Juni.
Sementara itu, kenaikan kedua terjadi pada Juli, sebesar 100,3% sebanyak 25.283 unit jika dibandingkan pencapaian pada Juni sebesar 12.623 unit.
Kendati demikian, penjualan 37.277 unit pada Agustus 2020 masih jauh tertinggal apabila disandingkan dengan penjualan Agustus 2019 sebanyak 90.568 unit. (SKO)