Penjualan Mobil Masih Lesu Usai Pemilu, Pemain Otomotif Mulai Khawatir
- Mengutip data terbaru Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan wholesales (pabrik ke dealer) mobil nasional turun 21% year on year (YoY) menjadi 334.969 unit pada Januari—Mei 2024, dari sebelumnya 423.771 unit.
Transportasi dan Logistik
JAKARTA - Pada Mei 2024, industri kendaraan roda empat nasional atau mobil tak menunjukkan adanya perbaikan kinerja. Penjualan mobil nasional justru terus terkoreksi.
Mengutip data terbaru Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan wholesales (pabrik ke dealer) mobil nasional turun 21% year on year (YoY) menjadi 334.969 unit pada Januari—Mei 2024, dari sebelumnya 423.771 unit.
Penjualan retail (dealer ke konsumen) mobil nasional juga terkoreksi 14,4% yoy menjadi 361.698 unit pada Januari—Mei 2024, dari sebelumnya 422.514 unit.
- BI Pertahankan Suku Bunga Acuan 6,25 Persen di Juni 2024
- BEI Siap Revisi Kebijakan PPK FCA, Apa Saja Perubahannya?
- Alasan Susi Pudjiastuti Masuk Radar Cagub Jabar
Pengamat otomotif Bebin Djuana menilai hal ini salah satunya disebabkan adanya pemilihan umum yang membuat masyarakat masih merasa tidak aman untuk membeli kendaraan baru termasuk mobil.
"Salah satu faktornya karena adanya pemilu yang membuat masyarakat merasa tidak aman. Harapannya setelah pemilu selesai ada perbaikan pasar," katanya kepada TrenAsia.com Kamis 20 Juni 2024.
Namun kata Bebin, yang terjadi di masyarakat dalam hal untuk membeli kendaraan baru juga belum menunjukkan tanda-tanda positif atau stagnan. Hal ini diakui cukup membuat khawatir para pemain di industri otomotif.
Faktor lain yang membuat terkoreksinya penjualan mobil salah satunya adalah nilai tukar, di mana di Indonesia sendiri masih menunjukkan perlemahan. Meski tidak langsung mempengaruhi harga mobil namun melemahnya nilai tukar berdampak kepada harga kebutuhan pokok masyarakat.
Bebin menjelaskan, orientasi masyarakat Indonesia terpatok kepada urgensi dalam membeli suatu produk. Sehingga jika dilihat dari sisi membeli mobil baru untuk saat ini akan kalah dengan kebutuhan pokok seperti kebutuhan sekolah anak bukan ke mobil.
Penjualan Mobil Bekas juga Lesu
Meski pembelian mobil baru terkoreksi, hal itu tak membuat kecenderungan pembeli lari ke mobil bekas. Kata Bebin, pasar mobil bekas juga tidak terlalu bagus. Salah satu faktornya akibat suku bunga yang menunjukkan tren kenaikan.
"Pasar mobil bekas juga tidak bagus-bagus amat. Tapi ya lumayan lah, masih bergerak. Tidak sampai stagnan total," lanjutnya.
Dia menilai gelontoran diskon atau ragam insentif yang diberikan pemilik dealer dinilai sudah terlalu banyak. Sehingga menurutnya industri roda empat masih dalam posisi mencoba bertahan meski ada penurunan penjualan. Mereka hanya mengandalkan model-model tertentu yang masih bisa bergerak di pasaran.
Secara bulanan, penjualan wholesales mobil nasional mampu tumbuh 46,5% month to month (mtm) dari 48.637 unit pada April 2024 menjadi 71.263 unit pada Mei 2024. Begitu juga dengan penjualan retail mobil nasional yang naik 22,7% mtm dari 58.788 unit pada April 2024 menjadi 72.137 unit pada Mei 2024.