
Penjualan Mobil Naik, Tapi Persaingan Astra International (ASII) Kian Sengit
- Dari tiga pesaing utama ASII, Mitsubishi mencatat kinerja terbaik dengan penjualan 8.790 unit pada Februari 2025 (+6,6% YoY, +23% MoM).
Korporasi
JAKARTA – PT Astra International Tbk (ASII) menghadapi tantangan penurunan pangsa pasar di industri otomotif nasional. Meskipun penjualan mobil mencatat pertumbuhan tahunan pertama sejak Juni 2023, kinerja ASII tetap tertekan dibandingkan para pesaingnya yang mencatat pertumbuhan lebih baik.
Gaikindo mencatat penjualan mobil dari pabrik ke dealer pada Februari 2025 mencapai 72.295 unit (+2,2% YoY, +17% MoM). Total penjualan selama dua bulan pertama 2025 sebesar 134.144 unit (-4,5% YoY), setara 15–18% dari target Gaikindo yang berkisar 750.000–900.000 unit.
Dua merek utama Astra International, Toyota dan Daihatsu, mengalami penurunan penjualan sebesar -5,8% YoY (+13% MoM) pada Februari 2025. Angka ini lebih buruk dibandingkan pertumbuhan industri yang mencapai +2,2% YoY dan +17% MoM. Pangsa pasar gabungan keduanya turun menjadi 50,3%.
- Baca Juga: Astra (ASII) Bicara Persaingan Ketat dan Volatilitas Pasar di Tahun Ini, Begini Strateginya
Secara kumulatif, dalam dua bulan pertama 2025, penjualan Toyota dan Daihatsu mencapai 68.421 unit (-7,5% YoY), lebih dalam dibandingkan penurunan industri yang hanya -4,5% YoY. Akibatnya, pangsa pasar gabungan mereka turun menjadi 51%, lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Dari tiga pesaing utama ASII, Mitsubishi mencatat kinerja terbaik dengan penjualan 8.790 unit pada Februari 2025 (+6,6% YoY, +23% MoM). Pangsa pasarnya pun meningkat signifikan menjadi 12,2%. Sementara itu, Suzuki mencatatkan penjualan 4.750 unit (-4,9% YoY, -4,7% MoM), yang masih lebih baik dibandingkan Toyota dan Daihatsu.
Di sisi lain, Wuling dan Chery mengalami lonjakan penjualan masing-masing sebesar +61% YoY dan +241% YoY pada Februari 2025. Chery mencatat rekor penjualan tertinggi sejak masuk ke Indonesia dengan 1.468 unit, didorong oleh peluncuran Tiggo Cross dalam acara Indonesia International Motor Show (IIMS) 2025.
Tim Research Stockbit Sekuritas menilai pertumbuhan penjualan tahunan didorong oleh kuatnya penjualan selama IIMS 2025 serta peningkatan permintaan musiman menjelang Lebaran yang bergeser ke Februari 2025.
“Kesuksesan IIMS 2025 menjadi indikasi bahwa konsumen merespons positif model-model baru yang diluncurkan, sehingga dapat mendukung pemulihan penjualan mobil nasional tahun ini,” jelas mereka dalam riset pada Rabu, 12 Maret 2025.
Dari lantai bursa, hingga sesi perdagangan pertama hari ini, Rabu, 12 Maret 2025, saham ASI bergerak stagnan di level Rp4.800. Namun, jika diukur sepanjang tahun ini, saham ini telah terdepresiasi sebesar 3,03%.
Dari sisi rekomendasi saham, Mirae Asset Sekuritas menargetkan harga saham ASII di level Rp6.000 per saham. Valuasi ini dihitung menggunakan metode Sum of The Parts (SOTP), dengan kelipatan P/E full year 2025 sebesar 7,4x untuk sektor otomotif, 5,1x untuk HEMCE, 9,9x untuk agribisnis, dan 11,0x untuk segmen lainnya. Sementara itu, sektor jasa keuangan dihitung menggunakan price to book value (P/BV) sebesar 2,0x.
Mirae Asset Sekuritas juga mengidentifikasi beberapa risiko yang dapat menekan kinerja ASII, seperti penurunan pangsa pasar merek-merek Astra, pertumbuhan kendaraan listrik (BEV) yang semakin dominan, melemahnya daya beli konsumen, serta tekanan terhadap margin keuntungan yang berkelanjutan.