PT Phapros Tbk menargetkan pertumbuhan nilai ekspor produk farmasi mencapai lebih dari 15% pada 2023.
Korporasi

Penjualan Moncer, Laba Bersih Produsen Antimo (PEHA) Melejit 143 Persen pada 2022

  • PT Phapros Tbk (PEHA) meraup laba bersih sebesar Rp28,06 miliar pada 2022.
Korporasi
Laila Ramdhini

Laila Ramdhini

Author

JAKARTA - Produsen obat-obatan PT Phapros Tbk (PEHA) meraup laba bersih sebesar Rp28,06 miliar pada 2022. Angka tersebut naik hingga 153,47% dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp11,07 miliar. 

Perolehan laba Phapros ditopang penjualan bersih yang naik 10,47% dari Rp1,05 triliun pada 2021 menjadi Rp1,16 triliun pada 2022. Penjualan untuk kategori  produk jual bebas, obat resep, obat generik, dan alat kesehatan mendominasi pendapatan PEHA.

Direktur Utama PT Phapros Tbk Hadi Kardoko mengungkapkan kinerja anggota BUMN holding farmasi ini ditopang dengan efisiensi operasional, agresivitas penetrasi pasar melalui produk-produk unggulan Phapros serta berbagai  kerja sama dengan mitra strategis. 

Tahun 2022, lanjut Hadi, juga menjadi milestone bersejarah bagi PEHA karena salah satu produk legendaris Antimo memasuki usia emasnya ke 50 tahun.

“Tahun 2022 merupakan tahun pertumbuhan ekspansif bagi kami. Dari aspek perluasan pasar, inovasi produk, jumlah produksi dan lainnya, menghasilkan kinerja yang positif dibanding tahun sebelumnya. Kunci yang kami lakukan ada dua hal, yaitu efisiensi biaya di segala lini dan efektifitas operasional. Selebihnya ditopang dengan business excellence, organizational excellence dan digitalisasi” ungkapnya, dikutip Rabu, 29 Maret 2023.

Selain kinerja yang fantastis dari pertumbuhan laba tahun berjalan serta penjualan, kinerja Phapros juga ditunjukkan dari pertumbuhan kas atau setara kas yang meningkat hingga 57% pada akhir 2022 dibanding 2021. 

“Dengan melihat kinerja tahun lalu yang meningkat tajam, kami optimis tahun 2023 ini PEHA bisa tumbuh lebih signifikan dari sisi keuangan maupun peluang pasar, sehingga mampu memberikan imbal balik yang lebih baik kepada pemegang saham atau investor, karyawan ataupun stakeholder lainnya”.

Analis teknikal dari BCA sekuritas Achmad Yaki Yamani mengatakan bahwa secara umum sektor farmasi masih prospektif karena meningkatnya shifting pola konsumsi ke vitamin dan suplemen selama beberapa tahun terakhir. Usai pandemi, pola hidup sehat menjadi salah satu katalis positif untuk sektor farmasi terutama yang memproduksi multi vitamin serta makanan tambahan untuk kesehatan.

“Kekhawatiran resesi global juga sudah mereda, jadi potensi pembalikan arah atau penguatan masih mungkin terjadi. Tekanan dari global lebih kepada panic selling dari pemain domestik ketika melihat bursa di US atau regional terkoreksi dalam.”

Menurutnya, bisnis Phapros cukup prospektif di pasar Indonesia karena pada 2022 ada pendapatan yang bersumber dari dividen income dan pemulihan piutang yang naik cukup signifikan tahun lalu.