<p>Foto: Laporan Tahunan PZZA / Repro</p>
Industri

Penjualan Naik, Tapi Laba Bersih Pizza Hut Indonesia Turun 84,97 Persen

  • JAKARTA – Bisnis waralaba Pizza Hut di Indonesia melalui PT Sarimelati Kencana Tbk. masih berjalan normal. Meski begitu, emiten dengan kode saham PZZA ini mencatat penurunan laba bersih 84,97 persen pada kuartal I-2020 menjadi Rp6,04 miliar dari Rp40,18 miliar di periode sama 2019. Mengutip laporan keuangan yang dirilis Selasa, 30 Juni 2020, dalam tiga bulan […]

Industri
Issa Almawadi

Issa Almawadi

Author

JAKARTA – Bisnis waralaba Pizza Hut di Indonesia melalui PT Sarimelati Kencana Tbk. masih berjalan normal. Meski begitu, emiten dengan kode saham PZZA ini mencatat penurunan laba bersih 84,97 persen pada kuartal I-2020 menjadi Rp6,04 miliar dari Rp40,18 miliar di periode sama 2019.

Mengutip laporan keuangan yang dirilis Selasa, 30 Juni 2020, dalam tiga bulan pertama tahun ini, Sarimelati membukukan penjualan Rp955,64 miliar. Catatan ini naik 5,91 persen dari periode sama 2019 Rp902,28 miliar.

Sebagian besar penjualan Sarimelati berasal dari bisnis makanan yang mencapai Rp886,03 miliar, bertumbuh 11,6 persen dari Rp794,03 miliar di kuartal I-2019. Sementara bisnis minuman perseroan turun 30,74 persen dari Rp110,16 miliar menjadi hanya Rp76,31 miliar.

Penjualan yang naik tipis tergerus beban penjualan yang naik lebih besar. Nilainya Rp567,3 miliar atau naik 8,48 persen dari Rp522,95 miliar pada tiga bulan pertama 2019.

Penurunan laba bersih tersebut memang sudah diperkirakan oleh manajemen perseroan atas dampak pandemi COVID-19. Hal ini terkait dengan pembatasan kegiatan operasional outlet restoran untuk santap di tempat.

Meski begitu, Sarimelati menyampaikan, tetap melakukan penjualan secara delivery dan pesan bawa (take away). Selain itu, perseroan juga melakukan penyesuaian jadwal shift kerja untuk mengoptimalkan masing-masing outlet restoran.

Mengutip laporan tahunan 2019, Sarimelati menegaskan kembali komitmennya untuk memperkuat budaya inovasi guna memastikan bahwa Pizza Hut tetap menjadi pilihan utama dalam sektor santapan kasual, khususnya dalam segmen restoran pizza dan layanan pesan antar.

Bahkan, perseroan akan mempercepat proyek pengembangan yang melibatkan pembangunan pabrik sosis dan adonan beku yang akan beroperasi penuh pada tahun ini. “Proyek-proyek ini akan semakin mendukung kegiatan usaha berkelanjutan yang telah berjalan selama tiga setengah dekade,” tulis manajemen Sarimelati dalam laporan tahunan 2019.

Kondisi bisnis Pizza Hut di Indonesia berbanding terbalik dengan pemegang waralaba Pizza Hut di Amerika Serikat, NPC International. Kabarnya, perusahaan ini tengah kesulitas membayar utang-utangnya yang diperkirakan mencapai Rp14 triliun.

Kondisi itu membuat NPC diambang kebangkrutan. Sontak kabar ini pun menimbulkan kabar tak sedap bagi bisnis Pizza Hut di negara lain, termasuk Indonesia.

Adapun bersamaan dengan informasi ini, saham PZZA dalam posisi melemah 2,5 persen ke level Rp780. Pada posisi ini, saham PZZA sudah turun 29,73 persen dari akhir 2019 Rp1.110.