logo
PT Adira Dinamika Multi Finance, Tbk (Adira Finance) terus mengembangkan portofolionya dengan menghadirkan berbagai opsi pembiayaan dalam Indonesia International Motor Show (IIMS) 2025
IKNB

Penjualan Otomotif Tertekan Sepanjang 2024, Adira Finance Jaga Kualitas Aset Lewat Strategi Ini

  • Segmen pembiayaan non-otomotif justru mengalami pertumbuhan 10% secara tahunan, mencapai Rp9,8 triliun. Sebagian besar pembiayaan ini berasal dari produk multiguna "Solusi Dana," yang memberikan fasilitas pembiayaan dengan jaminan Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB).

IKNB

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Sepanjang tahun 2024, industri otomotif menghadapi berbagai tantangan, terutama di segmen kendaraan roda empat. Data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat penurunan penjualan ritel mobil baru sebesar 11% secara tahunan menjadi 890 ribu unit. 

Sementara itu, segmen roda dua menunjukkan pertumbuhan positif dengan peningkatan penjualan sebesar 5% menjadi 6,3 juta unit menurut Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI). Namun, angka tersebut masih belum kembali ke level sebelum pandemi Covid-19.

Di tengah tantangan industri otomotif ini, PT Adira Finance Tbk (ADMF) menerapkan strategi selektif dalam menyalurkan pembiayaan guna menjaga kualitas asetnya. Dampaknya, total pembiayaan baru yang disalurkan perusahaan pada tahun 2024 mengalami penurunan sebesar 12% secara tahunan menjadi Rp36,6 triliun. 

Namun, segmen pembiayaan non-otomotif justru mengalami pertumbuhan 10% secara tahunan, mencapai Rp9,8 triliun. Sebagian besar pembiayaan ini berasal dari produk multiguna "Solusi Dana," yang memberikan fasilitas pembiayaan dengan jaminan Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB).

Ekspansi dan Inovasi Adira Finance

Untuk mengatasi tekanan di industri otomotif, Adira Finance terus memperluas jangkauan bisnisnya ke segmen non-otomotif, termasuk pembiayaan alat berat dan berbagai kebutuhan lainnya. Pada November 2024, perusahaan resmi meluncurkan "Solusi Dana," sebuah produk pembiayaan multiguna yang dirancang untuk memenuhi berbagai kebutuhan finansial, mulai dari pendidikan hingga modal usaha.

Selain itu, Adira Finance juga berkomitmen untuk mendukung transisi energi bersih dengan menyediakan pembiayaan kendaraan listrik (EV), baik roda dua maupun roda empat. Sepanjang tahun 2024, pembiayaan untuk kendaraan listrik mencapai Rp379,6 miliar. 

Sebagai langkah lebih lanjut dalam mendukung adopsi energi terbarukan, perusahaan melalui Unit Usaha Syariah bekerja sama dengan Istiqlal Global Fund (IGF) untuk meresmikan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di area Masjid Istiqlal.

Dukungan Digital dan Keuangan Adira Finance

Dalam menghadapi perubahan tren pasar, Adira Finance terus mengoptimalkan layanan digitalnya melalui berbagai platform seperti Adiraku, momobil.id, momotor.id, dan dicicilaja.com. 

Tahun 2024 juga menandai peluncuran aplikasi "Danadira," yang memungkinkan pelanggan mengajukan pembiayaan dana instan secara digital dengan proses cepat dan mudah. Berbagai inovasi digital ini bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas layanan keuangan bagi pelanggan sekaligus mendorong akuisisi dan penjualan.

Dari sisi keuangan, Adira Finance mencatatkan pendapatan sebesar Rp10,0 triliun pada tahun 2024, meningkat 5% dibandingkan tahun sebelumnya. 

Namun, beban operasional naik sebesar 17% menjadi Rp8,2 triliun akibat kenaikan biaya pendanaan dan biaya kredit. Akibatnya, laba bersih perusahaan terkoreksi menjadi Rp1,4 triliun, dengan Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) masing-masing sebesar 5,3% dan 12,7%.

Untuk mendukung pertumbuhan bisnisnya, Adira Finance melakukan diversifikasi sumber pendanaan melalui dukungan dari Bank Danamon, pinjaman dari bank domestik dan internasional, serta penerbitan obligasi dan sukuk mudharabah. Hingga akhir 2024, total pinjaman perusahaan meningkat 11% menjadi Rp17,9 triliun, dengan komposisi pinjaman bank dan obligasi masing-masing 60% dan 40%, serta gearing ratio di angka 1,7 kali.

Perkembangan Ekonomi dan Pengaruhnya terhadap Industri Otomotif

Secara makro, perekonomian global pada tahun 2024 masih diliputi ketidakpastian, dengan laju pertumbuhan yang melambat menjadi 3,2% menurut Dana Moneter Internasional (IMF). 

Faktor-faktor seperti transisi pemerintahan di Amerika Serikat, pemulihan ekonomi China yang belum optimal, meningkatnya ketegangan geopolitik, serta fluktuasi harga komoditas menjadi tantangan utama bagi perekonomian dunia.

Di Indonesia, pertumbuhan ekonomi mengalami perlambatan menjadi 5,03% dibandingkan 5,05% pada tahun sebelumnya. Faktor penyebabnya antara lain melemahnya daya beli masyarakat dan turunnya produktivitas sektor unggulan. 

Namun, tekanan inflasi mulai mereda sejak pertengahan tahun 2024, memungkinkan Bank Indonesia untuk memangkas suku bunga sebanyak dua kali menjadi 5,75% hingga Januari 2025. Sementara itu, nilai tukar Rupiah melemah terhadap Dolar AS, dari Rp16.162 per USD pada akhir 2023 menjadi Rp16.259 per USD pada awal 2025.

Dukungan terhadap UMKM dan Inisiatif Keberlanjutan

Sebagai bagian dari komitmen sosial, Adira Finance bersama PT Bank Danamon Indonesia Tbk dan PT Zurich General Takaful Indonesia (Zurich Syariah) menggelar Festival Pasar Rakyat (FPR) dari September hingga Desember 2024. Program ini diadakan di lima pasar tradisional Indonesia dengan tujuan meningkatkan ekonomi pasar, memperkuat keterlibatan komunitas, serta mendukung keberlanjutan.

Selain itu, Adira Finance kembali menjadi Official Multifinance Partner dalam ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2025. Acara ini menjadi wadah bagi perusahaan untuk memperkenalkan berbagai solusi pembiayaan inovatif guna mempermudah kepemilikan kendaraan bagi masyarakat.