<p>Gerai Erafone/ Sumber: erajaya.com</p>
Korporasi

Penjualan Ponsel Moncer Kala Pandemi, Laba Erajaya (ERAA) Meroket 107,4 Persen

  • Wakil Direktur Utama ERAA, Hasan Aula mengatakan pencapaian ini merupakan hasil penerapan strategi korporasi agar bisa terus maju dan berkembang di masa-masa yang menantang. Hal ini termasuk pada kondisi pandemi yang melanda sepanjang tahun 2020.

Korporasi
Drean Muhyil Ihsan

Drean Muhyil Ihsan

Author

JAKARTA – Emiten ritel PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) mencatat pertumbuhan pendapatan sekaligus laba bersih sepanjang tahun pandemi 2020.

Berdasarkan laporan keuangan Erajaya yang dirilis melalui Bursa Efek Indonesia (BEI), laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk meroket hingga 107,4% year-on-year (yoy) dari Rp295,1 miliar di tahun 2019 menjadi Rp612,0 miliar pada tahun lalu.

Sedangkan, perseroan mencatat penjualan bersih sebanyak Rp34,1 triliun hingga akhir 2020. Angka ini meningkat sekitar 3,5% secara tahunan dibandingkan dengan realisasi penjualan bersih ERAA pada tahun sebelumnya Rp32,9 triliun.

Wakil Direktur Utama Erajaya Hasan Aula mengatakan pencapaian ini merupakan hasil penerapan strategi korporasi agar bisa terus maju dan berkembang di masa-masa yang menantang. Hal ini termasuk pada kondisi pandemi yang melanda sepanjang 2020.

“Kita juga tidak bisa mengingkari bahwa ini adalah hasil inovasi, komitmen, fokus dan kerja keras tim kami untuk mendorong penjualan dan memanfaatkan semua peluang yang ada. Dengan utilisasi solusi digital yang tepat,” ujarnya melalui keterangan resmi yang diterima TrenAsia.com, Rabu 7 April 2021.

Jumlah liabilitas ERAA tercatat sebesar Rp5,52 triliun pada 2020 atau naik 15,72% dibandingkan dengan tahun sebelumnya dengan nilai Rp4,77 triliun. Di sisi lain, permodalan perseroan semakin kuat dengan peningkatan ekuitas sebesar 14,26% yoy menjadi Rp5,69 triliun dari Rp4,98 triliun.

Bahkan, kas dan setara kas membungbung hingga 250,44% yoy dari Rp571,29 miliar menjadi Rp2 triliun pada tahun 2020. Dengan catatan tersebut, keseluruhan aset ERAA ikut menebal 14,97% yoy dari Rp9,75 triliun pada 2019, menjadi Rp11,21 triliun pada tahun lalu.

Hasan menambahkan, pihaknya juga melihat adanya momentum penjualan ponsel pintar beserta ekosistem yang cukup positif pada tahun lalu. Kata dia, ini turut didorong oleh peningkatan minat atas produk-produk elektronik dan teknologi lainnya, seperti Internet of Things (IoT).

Lebih lanjut, ia mengaku melihat perubahan iklim industri handset di Indonesia sebagai dampak diberlakukannya aturan IMEI pada bulan September 2020. Menurutnya, hal ini akan membuat peta persaingan menjadi lebih sehat dengan harga menjadi lebih terkontrol dan stabil. (LRD)