<p>Proyek properti Beach Resort Bali milik PT Ciputra Development Tbk. / Ciputradevelopment.com</p>
Industri

Penjualan Properti Anjlok, Kinerja Pengembang Kakap Ikut Jeblok

  • JAKARTA – Badai pandemi COVID-19 telah menerpa sektor properti secara menyeluruh termasuk perusahaan pengembang besar seperti PT Ciputra Development Tbk. (CTRA). Penjualan properti sepanjang semester I-2020 pun anjlok. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), volume penjualan properti residensial di kuartal I-2020 anjlok hingga 43,19% (year on year/yoy). Hal ini pun turut dibenarkan oleh perusahaan properti yang […]

Industri

wahyudatun nisa

JAKARTA – Badai pandemi COVID-19 telah menerpa sektor properti secara menyeluruh termasuk perusahaan pengembang besar seperti PT Ciputra Development Tbk. (CTRA). Penjualan properti sepanjang semester I-2020 pun anjlok.

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), volume penjualan properti residensial di kuartal I-2020 anjlok hingga 43,19% (year on year/yoy). Hal ini pun turut dibenarkan oleh perusahaan properti yang didirikan oleh mendiang konglomerat Ciputra itu.

Direktur Ciputra Development Harun Hajadi mengatakan perusahaannya mengalami penurunan penjualan hingga 30% di kuartal pertama tahun ini.

“Penjualan yang paling buruk terjadi di bulan April dan Mei, karena waktu itu kan masih ada pembatasan sosial berskala besar (PSBB),” kata Harun kepada reporter TrenAsia.com, Jumat, 14 Agustus 2020.

Setelah adanya pelonggaran kebijakan tersebut, kinerja perusahaan properti mulai menunjukkan pergerakan yang positif. Harun menyebutkan perusahaannya mulai recovery pada akhir semester I-2020 yakni di Juni. “Improvement di bulan Juni dan Juli sangat menjanjikan,” tuturnya.

Hal ini serupa dengan hasil survei BI yang menyebutkan bahwa penurunan volume penjualan properti lebih baik dibandingkan dengan triwulan pertama. Pada kuartal II-2020, penjualan properti turun menjadi 25,60% yoy.

Strategi Ciputra

Menurutnya pertumbuhan penjualan properti di periode itu terjadi pada segmen rumah tapak atau landed house. Emiten properti ini pun melakukan berbagai promosi terutama melalui platform online untuk mendongkrak kinerja perusahaan ke depan.

Secara rinci, hasil survei BI menunjukkan bahwa akibat merosotnya volume penjulan properti, indeks harga properti residensial (IHPR) pun ikut terseret, pertumbuhannya menjadi melambat. Di kuartal II-2020 IHPR tumbuh 1,59% lebih rendah dari periode yang sama tahun lalu sebesar 1,68%.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Onny Widjanarko mengatakan melambatnya kenaikkan IHPR di tiga bulan pertama tahun ini disebabkan oleh perlambatan kenaikan harga pada properti residensial tipe kecil.

“Perlambatan IHPR diperkirakan akan berlanjut pada triwulan ketiga 2020 dengan pertumbuhan sebesar 1,19 persen yoy,” kata Onny dalam keterangan resmi di Jakarta. (SKO)