<p>Suasana bangunan apartemen di kawasan Jakarta Pusat/ Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

Penjualan Properti Masih Menurun

  • JAKARTA – Bank Indonesia (BI) melaporkan harga properti residensial tumbuh terbatas pada triwulan III-2020. Perkembangan ini tercermin dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) sebesar 1,51% year-on-year (yoy) Direktur Eksekutif BI Onny Widjanarko mengungkapkan, angka tersebut relatif stabil dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 1,59% yoy. “Ke depan, kami memperkirakan IHPR masih tumbuh meski terbatas, […]

Industri
Aprilia Ciptaning

Aprilia Ciptaning

Author

JAKARTA – Bank Indonesia (BI) melaporkan harga properti residensial tumbuh terbatas pada triwulan III-2020.

Perkembangan ini tercermin dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) sebesar 1,51% year-on-year (yoy)

Direktur Eksekutif BI Onny Widjanarko mengungkapkan, angka tersebut relatif stabil dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 1,59% yoy.

“Ke depan, kami memperkirakan IHPR masih tumbuh meski terbatas, yakni sebesar 1,29% yoy pada triwulan IV-2020,” ungkapnya dalam keterangan tertulis, Kamis, 12 November 2020.

Selain itu, jika dilihat dari sisi volume, penjualan properti residensial juga masih menurun pada periode ini.

Sebab, penjualan properti residensial kali ini terkontraksi 30,93% yoy. Penurunannya lebih besar dibandingkan kontraksi pada triwulan sebelumnya sebesar 25,6% yoy.

Onny menjelaskan, penurunan penjualan properti residensial ini terjadi pada seluruh tipe rumah.

Adapun dari sisi sumber pembiayaan, hasil survei menunjukkan pengembang masih mengandalkan sumber dari nonperbankan untuk pembiayaan pembangunan properti residensial.

Pada sembilan bulan pertama tahun ini, pembiayaan pembangunan properti yang bersumber dari dana internal pengembang mencapai 66,87% dari total kebutuhan modal.

Dari sisi konsumen, fasilitas kredit pemilikan rumah (KPR) menjadi sumber pembiayaan utama dalam pembelian properti residensial dengan pangsa mencapai 76,02% dari total pembiayaan.

Realisasi penyaluran Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) mencapai 100.176 unit atau senilai Rp10,25 triliun hingga 6 November 2020.

Nilai penyaluran tersebut setara 97,73% dari target pemerintah sebanyak 102.500 unit atau senilai Rp11 triliun.

Perkembangan Penyaluran FLPP

Sementara itu, unit properti yang disalurkan oleh Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (PPDPP) mencapai Rp54,62 triliun.

Direktur Utama PPDPP Arief Sabaruddin mengatakan, total penyaluran dana FLPP selama sepuluh tahun terakhir itu telah menembus 755.778 unit.

 “Dengan optimistis, kami perkirakan bisa melebihi target unit yang ada, yaitu sebanyak 107.600 unit,” mengutip keterangan resmi, Senin, 9 November 2020.

Arief menjelaskan, penyaluran dana FLPP dilakukan oleh 41 bank pelaksana. Adapun BTN menjadi penyalur tertinggi yang mencapai 39.942 unit.

Kemudian, diikuti oleh BNI sebanyak 13.003 unit, BRI Syariah sebanyak 11.228 unit, dan BTN Syariah sebanyak 6.591 unit.

Selain itu, FLPP juga disalurkan oleh Bank BJB sebanyak 4.491 unit, BRI sebanyak 4.116 unit, Bank Mandiri sebanyak 2.501 unit, dan bank penyalur lainnya.

Menurut Arief, minat masyarakat terhadap perumahan subsidi tercatat tinggi. Hal ini terlihat dari dashboard management control PPDPP yang diakses oleh 250.453 calon debitur.

Dari jumlah tersebut, 104.464 calon debitur lolos subsidi checking, 8.754 calon debitur berada dalam verifikasi bank, 707 calon debitur sudah mengajukan dana FLPP ke PPDPP, dan 100.176 debitur sudah menerima manfaat.

Secara rinci, jumlah pengunjung situs pada September sebanyak 1.320 calon debitur, Oktober sebanyak 1.098 calon debitur dan November sejauh ini sebanyak 301 calon debitur.