Penjualan Properti Residensial Membaik tapi Harga Semakin Naik
- Hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia mengindikasikan perbaikan kontraksi penjualan properti residensial di pasar primer pada kuartal IV-2021. Hal ini tercermin dari penjualan properti residensial yang terkontraksi 11,60% (yoy) pada kuartal IV-2021, lebih rendah dari kontraksi 15,19% (yoy) pada kuartal sebelumnya. Perbaikan perkembangan penjualan pada kuartal IV-2021 didorong oleh membaiknya penjualan pada tipe rumah menengah yang tumbuh signfikan (11,26%, yoy).
Nasional
JAKARTA -Hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia mengindikasikan perbaikan kontraksi penjualan properti residensial di pasar primer pada kuartal IV-2021. Hal ini tercermin dari penjualan properti residensial yang terkontraksi 11,60% (yoy) pada kuartal IV-2021, lebih rendah dari kontraksi 15,19% (yoy) pada kuartal sebelumnya. Perbaikan perkembangan penjualan pada kuartal IV-2021 didorong oleh membaiknya penjualan pada tipe rumah menengah yang tumbuh signfikan (11,26%, yoy).
Kepala Departemen Komunikasi dan Direktur Eksekutif Bi Erwin Haryono menyatakan Sejumlah faktor menghambat laju penjualan properti residensial seperti kenaikan harga bahan bangunan (20,61% jawaban responden), masalah perizinan/birokrasi (13,42%), suku bunga KPR (11,92%), proporsi uang muka yang tinggi dalam pengajuan KPR (11,69%), dan perpajakan (7,80%).
Adapun dari sisi harga properti residensial di pasar primer, secara tahunan meningkat pada kuartal IV-2021. Pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) kuartal IV-2021 tercatat 1,47% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada kuartal sebelumnya sebesar 1,41% (yoy). Kenaikan IHPR tersebut terutama bersumber dari kenaikan harga pada tipe menengah dan tipe besar.
“Harga properti residensial primer diprakirakan akan tumbuh lebih terbatas pada kuartal I-2022 sebesar 1,29% (yoy). Prakiraan perlambatan harga rumah residensial primer ditengarai oleh masih berlanjutnya program diskon PPN DTP yang diberikan oleh pemerintah hingga September 2022. Secara spasial, perlambatan diprakirakan terjadi di sebagian besar kota yang disurvei, terutama di Manado dan Pontianak,” kata dia dalam website resmi seperti dikutip Rabu, 16 Februari 2022.
- Tonggak Tulang Manusia Berusia Ratusan Tahun Ditemukan
- Upah Buruh Tani Naik 0,72 Persen pada Januari 2022, Tertinggi Masih di Kaltara
- Sah! BPKH Jadi Pemegang Saham Pengendali Bank Muamalat
Berdasarkan sumber pembiayaan, hasil survei menunjukkan bahwa pengembang masih mengandalkan pembiayaan yang berasal dari nonperbankan untuk pembangunan properti residensial. Pada kuartal IV-2021, sebesar 63,33% dari total kebutuhan modal pembangunan proyek perumahan berasal dari dana internal. Sementara itu, dari sisi konsumen, pembiayaan perbankan dengan fasilitas KPR masih menjadi pilihan utama konsumen dalam pembelian properti residensial dengan pangsa mencapai 75,65% dari total pembiayaan.