Penjualan Sepeda Motor Diprediksi Anjlok Hingga 45 Persen
JAKARTA-Penjualan sepeda motor di Indonesia pada tahun 2020 ini diprediksi akan anjlok tajam karena dampak dari COVID-19. Ketua Umum Asosiasi Industri Sepeda motor Indonesia (AISI) Johannes Loman memprediksi penurunan penjualan sepeda motor secara nasional hanya akan sekitar 3,6-3,9 juta unit. Angka ini turun sekitar 40-45 persen dari target awal yang mencapai 6,4 juta unit. “Kalau […]
Industri
JAKARTA-Penjualan sepeda motor di Indonesia pada tahun 2020 ini diprediksi akan anjlok tajam karena dampak dari COVID-19.
Ketua Umum Asosiasi Industri Sepeda motor Indonesia (AISI) Johannes Loman memprediksi penurunan penjualan sepeda motor secara nasional hanya akan sekitar 3,6-3,9 juta unit. Angka ini turun sekitar 40-45 persen dari target awal yang mencapai 6,4 juta unit.
“Kalau kita lihat dari data tahun lalu itu, kita berhasil menjual sebanyak 6,4 juta unit secara nasional. Namun, pada tahun ini karena adanya wabah pandemi ini kita koreksi diangka 3,6 hingga 3,9 juta unit,” kata Johannes Loman yang juga menjabat Executive Vice President PT Astra Honda Motor (AHM) ini kepada wartawan Kamis 10 Juni 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Dia mengatakan AHM tahun lalu menjual hampir 5 juta unit sepeda motor dan harus rela mengoreksi target penjualannya menjadi tiga jutaan unit saja pada tahun ini. Kendati demikian, angka itu bisa berubah setelah semuanya kembali normal dan pulihnya perekonomian.
“Yang mengakibatkan pasar turun itu banyak hal, seperti adanya PSBB, kedua itu ekonomi melambat, harga komoditi yang juga drop begitu dalam,” kata dia.
“Semoga pandemi ini juga cepat berlalu dan perekonomian dan kehidupan bisa kembali seperti sediakala,” tambah dia.
Dalam waktu yang sama, Marketing Director PT AHM Thomas Wijaya menambahkan bahwa pengetatan yang diberikan oleh pihak perusahaan pembiayaan juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi.
“Konsumen Honda masih banyak yang bergantung terhadap perusahaan pembiayaan, sebanyak 65-70 persen itu konsumen kita membeli kendaraan secara kredit,” kata dia