<p>Kota Kasablanka adalah salah satu properti milik PT Pakuwon Jati Tbk. / Pakuwonjati.com</p>
Korporasi

Penjualan Seret, Pendapatan Pakuwon Jati Turun Jadi Rp3,98 Triliun

  • Mengutip laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), penurunan pendapatan ini disebabkan oleh turunnya berbagai pos pendapatan di tahun pandemi.

Korporasi

Reza Pahlevi

JAKARTA – Pendapatan emiten properti PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) PWON turun 44,7% menjadi Rp3,98 triliun sepanjang 2020. Di tahun sebelumnya, perusahaan berhasil membukukan pendapatan Rp7,2 triliun.

Mengutip laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Senin, 12 April 2021, penurunan pendapatan ini disebabkan oleh turunnya berbagai pos pendapatan di tahun pandemi.

Penurunan pendapatan yang mencolok terlihat dari susutnya jumlah pendapatan dari kontrak dengan pelanggan sebesar 47,1% menjadi Rp2,88 triliun dari sebelumnya Rp5,45 triliun.

Selain itu, penjualan kondominium dan kantor juga anjlok 60,8% menjadi Rp1,19 triliun pada 2020. Periode yang sama sebelumnya, PWON berhasil mendapatkan Rp3,04 triliun dari pos yang sama.

PWON pun mengalami penurunan laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar 65,2% menjadi Rp929,92 miliar pada 2020. Padahal, perusahaan milik konglomerat Alexander Tedja ini dapat meraup laba bersih Rp2,72 triliun di tahun sebelumnya.

Kas perusahaan pun ikut terguncang. Kas dan setara kas turun bersih Rp1,42 triliun atau 32,9% di tahun 2020. Alhasil, kas dan setara kas akhir tahun Pakuwon Jati menjadi Rp2,89 triliun di 2020. Di tahun sebelumnya, perusahaan mencatatkan kas dan setara kas akhir tahun sebesar Rp4,32 triliun.

Ada pembengkakan sekitar dua kali lipat di pos arus kas yang digunakan untuk investasi. Tercatat, PWON menggunakan kas bersih sebesar Rp1,76 triliun untuk aktivitas investasi pada 2020. Tahun lalu, perusahaan hanya menggunakan Rp885,81 miliar di pos yang sama.

Penyebab besarnya dana investasi ini adalah akuisisi Pakuwon Jati yang membeli pusat perbelanjaan Hartono Mall di Yogyakarta dan Solo serta Marriott Hotel Yogyakarta pada November 2020. PWON melalui anak usahanya PT Pakuwon Permai menghabiskan dana Rp1,1 triliun untuk akuisisi ini.

Liabilitas perusahaan tercatat di angka Rp8,86 triliun di 2020 atau naik 10,7% persen dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp7,99 triliun. Ada peningkatan liabilitas jangka pendek yang menjadi Rp4,33 triliun di 2020 dari sebelumya Rp3,37 triliun. Ini akibat adanya peningkatan di pos uang muka pelanggan yang menjadi Rp2,31 triliun dari sebelumnya Rp441,98 miliar.

Dalam catatan atas laporan keuangan, uang muka pelanggan berarti penjualan properti yang belum memenuhi kriteria pengakuan penjualan.

Uang muka ini didapat dari penjualan di Eastcoast Mansion, Edutown, Pakuwon Mall Mansion, Grand Pakuwon, dan Pakuwon City di Surabaya. Sementara di Jakarta, uang muka didapatkan dari Kota Kasablanka tahap 2.

Sementara itu, liabilitas jangka panjang tercatat di angka Rp4,52 triliun, turun tipis dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp4,62 triliun. Dari sisi ekuitas, tercatat PWON memiliki ekuitas sebesar Rp17,59 triliun pada 2020.

Alhasil, total aset PWON tercatat sebesar Rp26,46 triliun, naik tipis dari tahun sebelumnya Rp26,1 triliun. Jumlah aset ini didominasi aset tidak lancar sebesar Rp17,87 triliun dan aset lancar sebesar Rp8,59 triliun.(RCS)