<p>emite pertambangan nikel PT Vale Indonesia Tbk (INCO) / Vale.com</p>
Industri

Penjualan Turun, INCO Masih Bukukan Laba Rp488,2 Miliar Sepanjang Kuartal I-2021

  • JAKARTA – Emiten pertambangan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) membukukan laba yang didistribusikan kepada entitas induk sebesar US$33,6 juta atau setara dengan Rp488,2 miliar (asumsi kurs Rp14.532 per dolar Amerika Serikat) sepanjang kuartal I-2021. Laba tersebut meningkat 16,2% year-on-year (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama 2020. Selain itu, perseroan juga berhasil menaikkan pendapatan hingga 20% […]

Industri
Aprilia Ciptaning

Aprilia Ciptaning

Author

JAKARTA – Emiten pertambangan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) membukukan laba yang didistribusikan kepada entitas induk sebesar US$33,6 juta atau setara dengan Rp488,2 miliar (asumsi kurs Rp14.532 per dolar Amerika Serikat) sepanjang kuartal I-2021.

Laba tersebut meningkat 16,2% year-on-year (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama 2020.

Selain itu, perseroan juga berhasil menaikkan pendapatan hingga 20% yoy, dari semula Rp2,5 triliun per kuartal I-2020 menjadi Rp3 triliun pada periode ini.

Berdasarkan laporan keuangan INCO yang dirilis di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), pendapatan tersebut bersumber dari penjualan kepada VCL dan Sumitomo Metal Mining Co.,Ltd masing-masing sebesar US$165,1 juta dan US$41,36 juta.

Kendati demikian, hasil produksi nikel INCO pada periode ini tercatat sebanyak 14,8 Metrik Ton (MT). Jumlah ini menurun 13,7% yoy dibandingkan dengan capaian kuartal I-2020 yang sebesar 17,61 MT.

Hal ini senada dengan penjualannya yang menurun 11,3% yoy dari 16,7 MT pada kuartal I-2019 menjadi 14,8 MT pada kuartal pertama tahun ini.

Jaga Ketersediaan Kas

Mengutip keterangan resmi perseroan, Selasa, 27 April 2021, manajemen mengungkapkan bakal senantiasa berhati-hati mengontrol pengeluaran untuk menjaga ketersediaan kas.

Diketahui, kas dan setara kas INCO per 31 Maret 2021 sebesar US$386,2 juta, menurun dari posisi akhir 2020 yang sebesar US$388,7 juta.

Pada tahun ini, INCO juga mengeluarkan kurang lebih US$38,5 juta untuk belanja modal. Jumlah ini lebih sedikit dibandingkan dengan anggaran belanja modal akhir 2020 sebesar US$47,7 juta.

“Perseroan akan tetap fokus pada berbagai inisiatif produktifitas dan penghematan biaya untuk mempertahankan daya saing,” tulis keterangan tersebut.

Selain itu, beban pokok pendapatan INCO justru naik meski tipis. Sepanjang kuartal I tahun ini, beban pokok pendapatan perseroan tercatat rugi Rp2,2 triliun. Jumlah ini lebih tinggi ketimbang rugi Rp2,23 triliun pada kuartal I-2020.

Adapun total liabilitas tercatat mencapai Rp3,96 triliun per kuatal I-2021. Jumlah ini lebih rendah dibandingkan dengan Rp4,27 triliun pada akhir 2020.

Kemudian total ekuitas yang dibukukan pada periode ini mencapai Rp29,8 triliun, naik tipis dari periode akhir 2020 yang sebesar Rp29,3 triliun.

Begitu pula dengan aset INCO per kuartal I-2021 yang tercatat sebesar Rp33,7 triliun, lebih tinggi 0,5% dibandingkan dengan Rp33,5 triliun per akhir 2020. (RCS)