<p>Ritel pakaian asal Jepang, Uniqlo di Indonesia / Facebook @UniqloIndonesiaOfficial </p>
Dunia

Penuhi Kebutuhan, Uniqlo Tetap Jualan di Rusia

  • Raksasa perusahaan pakaian asal Jepang, Uniqlo, memutuskan untuk tetap membuka toko-toko di Rusia di tengah banyaknya perusahaan yang menghentikan operasi.
Dunia
Fadel Surur

Fadel Surur

Author

MOSCOW - Raksasa perusahaan pakaian asal Jepang, Uniqlo, memutuskan untuk tetap membuka toko-toko di Rusia di tengah banyaknya perusahaan yang menghentikan operasi.

Sampai saat ini ada 49 toko Uniqlo yang beroperasi di Rusia dan keputusan itu ditetapkan pada hari Senin, 7 Maret 2022, seperti dikutip TrenAsia.com dari The Moscow Times pada 9 Maret 2022.

Presiden operator Uniqlo Fast Retailing, Tadashi Yanai, berpendapat bahwa seharusnya dengan adanya konflik tidak mempengaruhi orang-orang Rusia untuk membeli kebutuhan dasar.

“Pakaian sangat penting dalam kehidupan. Warga Rusia juga memiliki hak untuk menjalani hidup yang sama seperti kita,” katanya dalam pernyataan.

Fast Retailing juga mengatakan pada hari Jumat, 4 Maret lalu bahwa mereka akan mendonasikan US$10 juta dan 200.000 potong pakaian ke badan pengungsi PBB. Nantinya, donasi ini akan disalurkan kepada warga Ukraina yang terpaksa mengungsi.

“Perang seharusnya tidak ada. Setiap negara harus menentangnya. Saat ini seluruh Eropa jelas menentangnya dan mendukung Ukraina. Segala upaya memecah belah dunia justru akan memperkuat persatuan,” tambah Tadashi.

Juru bicara Fast Retailing mengatakan bahwa mereka akan terus memantau situasi yang ada, tetapi sampai sekarang belum ada rencana untuk menghentikan operasi.

Semakin banyak perusahaan-perusahaan besar yang menghentikan aktivitas bisnis di Rusia. Sementara itu, beberapa negara juga menjatuhkan sanksi untuk menekan Presiden Vladimir Putin terkait perang di Ukraina.

Perusahaan pakaian raksasa asal Spanyol, Inditex yang juga menaungi Zara, mengumumkan penutupan sementara pada ratusan toko fisik dan online nya di Rusia. 

Hennes dan Mauritz atau H&M asal Swedia juga telah mengumumkan pemberhentian operasi di Rusia dan mengatakan bahwa mereka mendukung para korban.