Dunia

Penuhi Permintaan Ukraina, AS Siapkan Bantuan Militer Senilai Rp29,9 Triliun

  • Amerika Serikat (AS) tengah menyiapkan bantuan militer untuk Ukraina.
Dunia
Rizky C. Septania

Rizky C. Septania

Author

WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) tengah menyiapkan bantuan militer senilai lebih dari US$2 miliar atau kisaran Rp29,9 triliun (asumsi kurs Rp14.990 per dolar AS) untuk Ukraina.

Menurut dua pejabat AS, dapun bantuan yang akan dikirim diperkirakan mencakup roket jarak jauh yang dikirim untuk pertama kalinya serta amunisi dan senjata lainnya.

Mengutip Reuters, Rabu, 1 Februari 2023, rincian mengenai bantuan senjata diharapkan akan diumumkan minggu ini. Pejabat tersebut mengatakan kemungkinan peralatan pendukung untuk sistem pertahanan udara Patriot, amunisi berpemandu presisi, dan senjata anti-tank Javelin juga akan masuk ke dalam daftar bantuan.

Salah satu pejabat mengatakan sebagian dari paket itu, diperkirakan bernilai US$1,725 ​​miliar (Rp25,8 triliun). Dana dari pembelian paket bantuan militer tersebut akan diambil dari dana yang dikenal sebagai Inisiatif Bantuan Keamanan Ukraina (USAI).

Sekadar informasi, dana USAI yang memungkinkan pemerintahan Presiden Joe Biden mendapatkan senjata dari industri bukan dari senjata AS yang ada.

Dana USAI tersebut rencananya akan digunakan untuk pembelian senjata baru termasuk Ground Launched Small Diameter Bomb (GLSDB) buatan Boeing yang memiliki jangkauan 150 km.

Sebelumnya, Ukraina meminta Amerika untuk mengirimkan rudal ATACMS dengan jangkauan 297 km sebelum akhirnya ditolak. Menurut Ukraina kala itu, memiliki rudal dengan jarah lebih jauh dari bom luncur GLSDB dapat memungkinkan tentaranya mencapai target yang berada di luar jangkauan.

Ini tentunya dapat membantunya terus menekan serangan baliknya dengan mengganggu Rusia lebih jauh di belakang garisnya.

Selain dana USAI, bantuan senilai lebih dari US$400 juta atau kisaran Rp5,9 triliun bakal berasal dari dana Otoritas Penarikan Presiden, yang memungkinkan presiden untuk mengambil dari saham AS saat ini dalam keadaan darurat.

Bantuan itu rencananya mencakup kendaraan pelindung penyergapan yang tahan ranjau (MRAP), sistem roket peluncuran ganda yang dipandu (GMLRS), dan amunisi.

Masih mengutip sumber yang sama, proposal Boeing untuk mengirim GLSDB ke Ukraina dilakukan pada November. Pada saat itu diharapkan GLSDB bisa berada di Ukraina pada musim semi.

Sebagai informasi, GLSDB dibuat bersama oleh SAAB AB dan Boeing. Rudal ini menggabungkan Bom Diameter Kecil (SDB) GBU-39 dengan motor roket M26 yang umum di persediaan AS.

GLSDB dipandu GPS, dapat mengalahkan beberapa gangguan elektronik, dapat digunakan dalam segala kondisi cuaca, dan dapat digunakan melawan kendaraan lapis baja, menurut situs web SAAB.

GBU-39 akan berfungsi sebagai hulu ledak GLSDB usng memiliki sayap lipat kecil yang memungkinkannya meluncur lebih dari 100 km jika dijatuhkan dari pesawat dan mengenai target berdiameter skisaran 1 meter.