logo warner bros discovery
Hiburan

Penulis dan Aktor Mogok Kerja, Warner Bros Proyeksikan Penurunan Pendapatan Rp4,5 Triliun

  • Pemogokan ini telah memengaruhi industri hiburan secara signifikan, dengan perkiraan akan berakhir pada awal September.

Hiburan

Muhammad Imam Hatami

JAKARTA - Warner Bros. Discovery, perusahaan media raksasa asal Amerika Serikat, mengumumkan pemotongan proyeksi pendapatan setahun penuh untuk tahun 2023 sebesar US$300 juta atau sekitar Rp4,5 triliun (kurs Rp15.000) menjadi US$500 juta atau sekitar Rp7,5 triliun. 

Dalam pengumuman  Selasa 5 September 2023 disebutkan, pengurangan proyeksi pendapatan diakibatkan aksi pemogokan yang terus berlanjut oleh para aktor dan penulis, yang telah menghentikan produksi sebagian besar film dan lini bisnis lain Warner Bros.

Pemogokan ini telah memengaruhi industri hiburan secara signifikan, dengan perkiraan akan berakhir pada awal September. Meskipun pemogokan ini berdampak negatif pada produksi film, perusahaan memperkirakan arus kas akan lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya. 

Hal ini terjadi karena faktor penghematan setelah berkurangnya produksi film dan pertunjukan, serta keberhasilan perusahaan di box office lewat film "Barbie." Film ini telah mencatatkan penjualan tiket secara global sebesar US$1,4 miliar atau sekitar Rp21 triliun menjadikannya sebagai salah satu film box office terlaris tahun ini.

Dilansir dari CNN Internasional, 6 September 2023, Pemogokan ini dipimpin oleh serikat pekerja yang mewakili para penulis dalam industri hiburan di Amerika Serikat, Writers Guild of America,  mewakili lebih dari 11.000 penulis yang bekerja di industri film dan layanan streaming di Amerik. SAG-AFTRA, serikat pekerja yang mewakili para aktor, penyanyi, dan profesional lainnya dalam industri hiburan di Amerika, mewakili sekitar 160.000 aktor, bergabung dengan para penulis yang melakukan pemogokan pada tanggal 14 Juli. 

Tidak hanya Warner Bros. Discovery yang terkena dampak pemogokan ini, namun juga perusahaan-perusahaan besar lainnya dalam industri hiburan seperti Apple, Amazon, CBS, Disney, NBC Universal, Netflix, Paramount Global, dan Sony.  

Situasi ini mencerminkan ketegangan antara perusahaan-perusahaan hiburan dan serikat pekerja atas isu-isu seperti hak dan perlindungan tenaga kerja, gaji, dan kondisi kerja. Kesepakatan yang akan datang mungkin akan memengaruhi dinamika industri hiburan secara signifikan.