Penumpang KRL Membeludak Catat Rekor Selama PSBB Transisi
JAKARTA – PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) mencatat jumlah penumpang kereta rel listrik (KRL) Commuter Line membeludak mencatat rekor tertinggi selama pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi. Vice President Corporate Communications KCI Anne Purba mengatakan pada Senin, 15 Juni 2020, terdapat 324.436 pengguna KRL. Jumlah itu melonjak 14% dari hari yang sama pada pekan sebelumnya […]
Nasional
JAKARTA – PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) mencatat jumlah penumpang kereta rel listrik (KRL) Commuter Line membeludak mencatat rekor tertinggi selama pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi.
Vice President Corporate Communications KCI Anne Purba mengatakan pada Senin, 15 Juni 2020, terdapat 324.436 pengguna KRL. Jumlah itu melonjak 14% dari hari yang sama pada pekan sebelumnya dengan volume 300.029 penumpang.
“Volume penumpang kemarin juga merupakan catatan volume penumpang tertinggi selama penerapan masa PSBB maupun PSBB transisi,” ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa, 16 Juni 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Sebagaimana yang telah disampaikan Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Pusat tentang pengaturan jam kerja, berdasarkan data persebaran pengguna KRL masih terfokus mulai pukul 06.00-08.00 pada pagi hari dan 16.00-18.00 pada sore hari.
Menurut dia, selain waktu-waktu tersebut KRL masih cukup lengang dan pengguna dapat langsung naik tanpa perlu mengikuti penyekatan yang ada di stasiun.
Karena itu KCI berharap berbagai lembaga, instansi pemerintahan, dan dunia usaha dapat mulai menerapkan sistem kerja bertahap atau shift sesuai Surat Edaran yang dikeluarkan Gugus Tugas sehingga persebaran pengguna KRL dapat lebih merata, lebih memungkinkan untuk menjaga jarak aman selama dalam perjalanan, dan para pengguna juga dapat menyesuaikan kembali perjalanannya.
Dia menjelaskan, selama dua pekan penerapan PSBB Transisi ini, disiplin para pengguna KRL sudah semakin terlihat. Upaya yang telah dilakukan KCI salah satunya melalui pembuatan marka berbentuk jejak kaki di stasiun maupun di dalam KRL telah diikuti sebagian besar pengguna.
Para pengguna, sambungnya, sudah dapat mengikuti arahan petugas di lapangan maupun di dalam KRL, berdiri sesuai marka agar dapat menjaga jarak aman dan di dalam KRL tidak saling berhadap-hadapan.
“Kami juga terus berupaya menambah wastafel portable agar bisa dimanfaatkan pengguna untuk cuci tangan sebelum dan sesudah naik KRL,” imbuhnya.
Selain itu, para petugas juga tak henti-hentinya mengimbau pengguna untuk tidak berbicara secara langsung maupun melalui telepon genggam dan selalu menjaga jarak serta mengurangi kontak fisik dengan pengguna atau petugas agar physical distancing tetap terwujud.
Salah satu pilihan yang dapat dilakukan pengguna untuk mengurangi antrean di stasiun adalah dengan bertransaksi nontunai menggunakan Kartu Multi Trip (KMT) atau kartu uang elektronik bank saat naik KRL. Namun, pastikan saldo kartu cukup sejak awal sehingga langsung dapat mengikuti antrean menuju pintu masuk.
Dia menambahkan, transaksi nontunai juga mengurangi risiko tertular dari transaksi rutin menggunakan uang tunai untuk membeli maupun isi ulang Tiket Harian Berjaminan (THB).
Dalam masa PSBB transisi yang mendukung agar masyarakat kembali produktif dan aman ini, kata dia, KCI juga rutin melakukan penyemprotan disinfektan di area stasiun juga KRL. “Pembersihan KRL tidak hanya selesai berdinas tetapi melalui On Trip Cleaning Service kami mengupayakan agar KRL tetap bersih.”
Untuk itu PT KCI mengharapkan kerja sama para pengguna jasa KRL untuk terus disiplin dan tetap menerapkan protokol kesehatan saat di stasiun dan naik KRL. Pakai masker, cuci tangan, patuhi marka di stasiun dan KRL agar kita tetap bisa jaga jarak. Dengan disiplin yang tinggi kita tetal bisa terus bergerak produktif dan aman. (SKO)