Pipa gas milik PT Perusahaan Gas Negara Tbk.
Nasional

Penurunan Harga Gas Bumi Bantu Pemulihan Ekonomi Industri

  • PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) menyatakan implementasi harga gas bumi US$6 per MMBTU pada tujuh sektor industri tertentu telah memasuki tahap akhir dan memperlihatkan dampak positif terhadap pemulihan ekonomi industri.

Nasional
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

JAKARTA – PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) menyatakan implementasi harga gas bumi US$6 per MMBTU pada tujuh sektor industri tertentu telah memasuki tahap akhir dan memperlihatkan dampak positif terhadap pemulihan ekonomi industri.

Optimalisasi utilisasi gas bumi dilakukan tidak hanya untuk membantu pemerintah dalam upaya pemulihan ekonomi nasional di masa pandemi COVID-19. Namun juga sebagai satu upaya mendukung daya saing industri.

“Dengan peningkatan produktivitas industri, maka sinergi PGN dengan kebijakan pemerintah untuk pemulihan ekonomi sudah mulai terlihat,” kata Direktur Komersial PGN, Faris Aziz, Rabu, 21 Oktober 2020.

Lebih lanjut, Faris menjelaskan bahwa penyerapan gas bumi PGN di tujuh sektor indutri tertentu menunjukkan tren kenaikan. Pada Agustus 2020 sebesar 219 BBTUD meningkat menjadi 230 BBTUD pada September 2020.

Dikutip dari pernyataan Menteri Keuangan RI Sri Mulyani, ada pemulihan pada September 2020. Sehingga menjadi tanda positif bagi pemulihan ekonomi industri. Selain itu, naiknya ekspor pada bulan September juga didorong salah satunya oleh pertumbuhan migas sebesar 17,4% .

Dampak ke Industri

Industry Outlook 2020 menunjukkan peningkatan pada semua sektor. Sebagai contoh, realisasi harga gas US$6 pada industri keramik telah memberikan dampak nyata dan positif dalam membantu pemulihan industri keramik nasional.

Per September 2020, utilisasi kapasitas produksi nasional industri keramik sudah meningkat kembali di angka 60%.

Asosiasi Aneka Keramik Indonesia (ASAKI) memproyeksikan produksi kembali meningkat sejak Juli 2020. Artinya dapat kembali ke level normal sebelum pandemi yakni di angka 65% pada pada kuartal I-2021.

Selain itu, sektor industri keramik tengah menargetkan untuk mendongkrak daya saing ekspor. Ditambah lagi dengan pemberlakuan safeguard dari pemerintah untuk menekan laju impor.

Sedangkan industri yang memiliki permintaan tinggi yang bisa memperkuat neraca perdagangan antara lain industri farmasi dan fitofarmaka, serta industri alat perlindungan diri (APD), alat kesehatan, masker, sarung tangan karet, dan ethanol.

“Industri sarung tangan karet bisa produksi lebih, karena permintaan sarung tangan karet yang tinggi di tengah pendemi. Selain itu industri petrokimia. Semoga sektor industri tertentu dapat menyerap volume gas bumi lebih optimal,” imbuh Faris.

Dukung Kebijakan Pemerintah

Direktur Utama PGN, Suko Hartono menambahkan kebijakan harga gas US$6 per MMBTU pada tujuh sektor industri tertentu juga mendukung pemerintah yang menurunkan harga gas bumi demi meningkatkan daya saing global tujuh kelompok industri.

Penurunan harga gas dengan mengurangi jatah pemerintah. Diketahui, gas bumi memiliki porsi yang cukup besar dibeberapa sektor industri pada struktur biaya produksinya.

Sehingga diharapkan keputusan penurunan harga gas bumi sebagai insentif pemerintah bisa langsung berpengaruh pada daya saing industri dalam negeri di pasar dunia.

Tak hanya itu, kebijakan harga gas US$6 per MMBTU untuk sektor industri tertentu termasuk bagian dari upaya mewujudkan mimpi energi yang berkeadilan di Indonesia. Gas bumi tidak lagi sekedar komoditi, tetapi menjadi lokomotif pembangunan ekonomi nasional.

Dengan begitu, pemerataan akses pemanfaatan gas bumi, dan harga yang kompetitif agar dapat memberikan manfaat yang berkelanjutan.

“Secara berkelanjutan, PGN akan menjalankan kegiatan operasional dan investasi agar dapat menciptakan benefit yang semakin luas bagi perekonomian nasional,” tutup Suko. (SKO)