<p>Karyawati menunjukkan mata uang Dolar Amerika dan Rupiah di salah satu teller bank, di Jakarta, Rabu, 3 Maret 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Pasar Modal

Penurunan Inflasi Lemahkan Dolar AS, Nilai Kurs Rupiah Dibuka Menguat

  • Pasar saat ini memperkirakan peluang kenaikan suku bunga sebesar 50 basis poin pada pertemuan The Fed berikutnya.
Pasar Modal
Idham Nur Indrajaya

Idham Nur Indrajaya

Author

JAKARTA - Penurunan tingkat inflasi Amerika Serikat (AS) per Juli 2022 telah melemahkan nilai tukar dolar negeri Paman Sam sementara kurs rupiah dibuka menguat 17 poin dan masih terus merangkak naik.

Menurut data perdagangan Bloomberg, Jumat, 12 Agustus 2022, nilai kurs rupiah dibuka menguat di level Rp14.748,5 perdolar AS.

Sementara itu, pada perdagangan sebelumnya, nilai kurs rupiah ditutup menguat 105 poin di level Rp14.765,5 perdolar AS.

Berdasarkan pantauan pada pukul 9.55 WIB, nilai kurs rupiah pun masih menguat dan tercatat di posisi Rp14.681,5 perdolar AS.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, meski capaian inflasi AS pada Juli 2022 masih mendekati level tertinggi selama beberapa dekade terakhir, namun penurunan inflasi dari 9,1% ke 8,5% telah mendorong asumsi para pelaku pasar bahwa bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) akan menyurutkan agresivitasnya dalam mengerek suku bunga.

Pasar saat ini memperkirakan peluang kenaikan suku bunga sebesar 50 basis poin pada pertemuan The Fed berikutnya.

"Perlambatan laju inflasi membuat pasar makin yakin bahwa bank sentral AS akan sedikit mengerem laju pengetatan moneter sebab selama ini, kenaikan suku bunga acuan yang agresif dilakukan atas nama perang melawan inflasi," ujar Ibrahim dikutip dari riset harian, Jumat, 12 Agustus 2022.

The Fed dinilai bisa mengerem laju pengetatan moneter seiring dengan penurunan inflasi AS sehingga Bank Indonesia (BI) diprediksi akan menahan suku bunga acuannya lagi di pertemuan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Agustus 2022.

Ibrahim pun mengatakan, dengan inflasi yang masih terjaga sehingga membuat daya beli masyarakat tetap stabil, ekonomi nasional masih berpotensi untuk tumbuh positif.

"Ini bukti bahwa fundamental ekonomi stabil dan berimbas terhadap menguatnya mata uang rupiah," ungkap Ibrahim.

Menurut Ibrahim, untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah kemungkinan bergerak di rentang Rp14.740-Rp14.790 perdolar AS.