Penyaluran Bansos Turun jadi Rp139,9 triliun hingga November 2024
- Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatatkan realisasi per November 2024 pemerintah telah menggelontorkan bantuan sosial atau bansos sebesar Rp139,9 triliun.
Nasional
JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatatkan realisasi per November 2024 pemerintah telah menggelontorkan bantuan sosial atau bansos sebesar Rp139,9 triliun.
Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara menyebut angka ini turun 1,4% dari tahun lalu sebesar Rp141,9 triliun.
“Belanja bansos, bantuan sosial, ini adalah yang dinikmati oleh masyarakat kita Rp139,9 triliun. Kalau dilihat dari tahun lalu Rp141,9 triliun ini turun 1,4 persen,” ungkap Suahasil dalam Konferensi Pers APBN Kita di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat dilansir Jumat, 13 Desember 2024.
- Bayang-bayang Saham ASII dan AUTO di Tengah Tantangan Sektor Otomotif di 2025
- Harga Sembako di Jakarta: Beras Muncul .I Naik, Gas Elpiji 3kg Turun
- ISAT, ADRO, dan TOWR jadi Saham Tercuan di Pembukaan LQ45 Hari Ini
- IHSG Hari Ini 13 Desember 2024 Turun 7,70 Poin ke 7.386,54
Menurut Suahasil penurunan realisasi bansos terjadi karena adanya pergeseran penyaluran atau belum secara keseluruhan dihitung. Salah satunya karena Program Keluarga Harapan (PKH) itu dan kartu sembako kuartal III dan IV ada yang geser-geser penyelengara pembagiannya di PT Pos ke Himbara.
Anak buah Sri Mulyani Indrawati merinci, untuk PKH penyaluran tercatat sebesar Rp24,5 triliun untuk 10 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) serta penyaluran kartu sembako sebesar Rp39,6 triliun untuk 18,7 juta KPM.
Sedangkan untuk Program Bantuan Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sebesar Rp42,3 triliun untuk 96,7 juta peserta, Program Indonesia Pintar (PIP) sebesar Rp14,9 triliun untuk 21,1 juta siswa dan Kartu Indonesia Pintar (PIP) sebesar Rp13,96 triliun untuk 1,1 juta mahasiswa. Selain itu, belanja bansos juga dialokasikan untuk tanggap darurat bencana sebesar Rp2,2 triliun.
Suahasil menjelaskan bansos juga membantu peningkatan daya beli. Hal ini karena bansos dapat dinikmati penerima seperti anak didik, keluarga dan individu secara langsung.
Hal lain yang bisa diterima oleh masyarakat adalah subsidi dan kompensasi. Hingga November 2024 pemerintah telah menggelontorkan subsidi dan kompensasi secara total baik energi dan non-energi sebanyak Rp420,5 triliun.
Jika dirinci lebih lanjut realisasi subsidi energi Rp157,2 triliun dan subsidi non energi Rp87 triliun serta kompensasi di angka Rp176,4 triliun.
Jika dirinci lebih lanjut untuk BBM realisasinya hingga November 2024 telah diberikan sebanyak 15.105,6 juta kilo liter (Kl) atau peningkatan sebesar 1,1%. Lalu untuk LPG 3 Kg sebanyak 6.727,4 juta kilo liter atau tumbuh 1,9%, sedangkan untuk listrik bersubsidi telah disalurkan ke 41,5 juta pelanggan atau mengalami pertumbuhan 4,4%.
Sedangkan untuk dari sisi penyaluran subsidi non energi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) sudah menembus Rp269,5 triliun atau 17,8%. Lalu ada debitur KUR sebesar 4,7 juta orang atau 14,7% dan pupuk telah terealisasi sebesar 6,6 juta ton atau 15,8%.