Penyaluran KPR SMF Anjlok 12,80 Persen Jadi Rp3,66 Triliun pada Semester I-2021
- PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF membukukan penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sebesar Rp3,66 triliun.
Industri
JAKARTA – PT Sarana Multigriya Finansial(Persero) atau SMF membukukan penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sebesar Rp3,66 triliun. Realisasi ini anjlok 12,80% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy) yang sebesar Rp4,12 triliun.
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bawah Kementerian Keuangan (Kemenkeu) itu telah menyalurkan dana kepada 1,13 juta debitur KPR. Sebanyak 84,40% debitur itu berasal dari wilayah Barat Indonesia.
Sementara 15,03% berasal dari wilayah tengah dan 0,67% lainnya dari timur Indonesia. Jika dilihat dari program penyaluran, sebanyak 62,12% itu ditujukan bagi pembiayaan, 16,45% melalui KPR Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), dan 21,3% sekuritisasi, dan 0,13% lainnya pembelian KPR.
- Dicegat PPKM Level 4, Kredit UMKM Bakal Tertekan pada Kuartal III-2021
- Tidak Harus Ramai-Ramai, Inilah 5 Manfaat Melakukan Travelling Sendirian
- Indonesia Lolos dari Jurang Resesi karena Efek Semu, Ekonomi Kuartal III-2021 Harus Diwaspadai
Direktur Utama SMF Ananta Wiyogo mengatakan pencapaian ini masih positif di tengah upaya pemulihan ekonomi nasional (PEN) yang berjalan sejak awal tahun. Dirinya mengatakan perseroan bakal fokus sebagai fiscal tools untuk memulihkan sektor properti.
“Dana tersebut kami sudah alirkan ke 1,13 juta debitur dan kami harapkan upaya yang terus dilakukan dapat mengembalikan geliat di industri properti,” ucap Ananta dalam konferensi pers secara virtual, Kamis, 5 Agustus 2021.
SMF membidik 78,144 juta pekerja informal untuk memiliki rumah sendiri melalui program Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis tabungan (BP2BT). Meski begitu. Hingga akhir Juli 2021, realisasi bantuan baru mencapai Rp640 juta atau 0,08% dari target.
Dari segi kinerja, SMF membukukan kenaikan aset hingga 8,97% menjadi Rp31,95 triliun pada paruh pertama tahun ini. Perseroan mendulang laba bersih Rp310 miliar atau naik 27,58% yoy.