<p>Mitra Driver Gojek menunggu customer di dekat logo Bank Jago di kawasan Mega Kuningan, Jakarta, Selasa, 16 Februari 2021. Foto: Panji Asmoro/TrenAsia</p>
Perbankan

Penyaluran Kredit Bank Jago Semester I-2023 Melonjak 54% hingga Rp11,2 Triliun

  • Pertumbuhan kredit PT Bank Jago Tbk (ARTO) menghasilkan pendapatan bunga Rp984 miliar.

Perbankan

Laila Ramdhini

JAKARTA - PT Bank Jago Tbk (ARTO) mencatatkan penyaluran kredit Rp11,2 triliun pada semester I-2023. Angka ini melonjak 54% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp7,3 triliun.

Pertumbuhan kredit menghasilkan pendapatan bunga Rp984 miliar, tumbuh 40% secara tahunan (yoy). Sementara itu beban bunga naik 136% menjadi Rp152 miliar. Lonjakan beban bunga sejalan dengan tren di industri yang dipicu oleh kenaikan suku bunga acuan sejak tahun lalu.

“Pertumbuhan kredit berhasil dicapai berkat konsistensi manajemen menerapkan skema partnership lending dalam beberapa tahun terakhir. Bank Jago aktif membangun kolaborasi dengan sejumlah multifinance, perusahaan rintisan, teknologi finansial dan sejumlah institusi keuangan lainnya,” kata Direktur Utama Bank Jago Arief Harris Tandjung dikutip Selasa, 1 Agustus 2023.

Bank Jago membukukan pendapatan berbasis komisi (fee income) yang mencapai 403% menjadi Rp92 miliar. Melonjaknya laju pertumbuhan kredit, dapat diimbangi dengan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) yang meningkat 65% menjadi Rp10,9 triliun.

Dana murah atau current account saving account (CASA) melonjak 86% menjadi Rp7,2 triliun. Sedangkan deposito meningkat 30% menjadi Rp2,8 triliun. Komposisi DPK didominasi CASA dengan proporsi mencapai 71%.

Pertumbuhan DPK yang lebih tinggi dari penyaluran kredit berhasil menekan loan to deposit ratio (LDR) menjadi 111% pada akhir Juni 2023 dari posisi yang sama tahun sebelumnya 119%. Rasio intermediasi ini menunjukkan bank ekspansif dalam menyalurkan kredit namun tetap memperhatikan kecukupan pendanaan.

Sementara itu, rasio pembiayaan bermasalah (non performing loan/NPL) gross berhasil dijaga di level 1,2% dan NPL net di level 0,2%. Hal itu sejalan dengan panduan manajemen (guidance) pada awal tahun yang menyatakan bakal fokus pada pertumbuhan yang berkualitas dengan neraca keuangan yang sehat.

Berbagai strategi ini berdampak ke perolehan laba bersih atau net profit after tax (NPAT) sebesar Rp41 miliar, tumbuh 40% secara tahunan. Adapun total aset melonjak 29% menjadi Rp18,8 triliun.

Arief mengatakan, pada awal tahun ini, Bank Jago melakukan perjanjian pembiayaan bersama PT BFI Finance Tbk (BFIN) senilai Rp2 triliun.

Sebelumnya, bank digital ini sudah lebih dulu masuk ke ekosistem PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) untuk ikut membiayai produk pinjaman GoPayLater Cicil. Kolaborasi ini merupakan lanjutan dari integrasi aplikasi Jago dengan aplikasi Gojek dan GoPay.