Penyebab Laba Bank Muamalat Sepanjang Kuartal I-2024 Terjun 72 Persen
- Penurunan laba bersih Bank Muamalat sejalan dengan pendapatan setelah distribusi bagi hasil pada kuartal I-2024 susut 13,62% secara tahunan menjadi Rp49,39 miliar.
Perbankan
JAKARTA – Perbankan syariah PT Bank Muamalat Indonesia Tbk atau Bank Muamalat sepanjang tiga bulan pertama tahun ini melaporkan kinerja keuangan yang kurang impresif dengan penurunan laba bersih 72,27% secara tahunan.
Berdasarkan laporan keuangan per 31 Maret 2024, Bank Muamalat hanya membukukan laba bersih Rp2,78 miliar. Padahal, pada periode yang sama tahun sebelumnya perbankan syariah ini berhasil meraup laba bersih sebesar Rp10,23 miliar.
Penurunan laba bersih Bank Muamalat sejalan dengan pendapatan setelah distribusi bagi hasil pada kuartal I-2024 susut 13,62% secara tahunan menjadi Rp49,39 miliar dari periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp57,17 miliar.
- TikTok Gugat UU Pelarangan Aplikasi yang Sudah Diteken Biden
- Long Weekend, Ini 5 Wisata Safari di Jakarta
- Sedang Tayang di Bioskop, Cek Sinopsis Totto-chan: The Little Girl at The Window
Pendapatan dari penyaluran dana meningkat sebesar 18,53% menjadi Rp526,58 miliar dari sebelumnya Rp444,21 miliar. Namun, pertumbuhan tersebut tidak sebanding dengan bagi hasil untuk pemilik dana investasi yang mencapai Rp477,16 miliar pada kuartal I-2024, mengalami pertumbuhan tahunan sebesar 23,29% dari Rp387,04 miliar.
Selanjutnya, pendapatan non bunga yakni pendapatan berbasis komisi (fee based income) Bank Muamalat pada kuartal I-2024, turun 48,57% secara tahunan menjadi Rp130,06 miliar dibanding sebelumnya Rp252,89 miliar.
Meski begitu, Bank Muamalat berhasil mencatat pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) per Maret 2024. Dana murah, seperti Current Account and Saving Account (CASA), menjadi pendorong utama dengan pertumbuhan sebesar 11,7% secara tahunan, di mana giro memiliki kontribusi pertumbuhan tertinggi sebesar 39,4% yoy.
Direktur Utama Bank Muamalat, Indra Falatehan, menyatakan bahwa secara keseluruhan, DPK dari bank syariah ini mengalami pertumbuhan sebesar 1,3% (yoy), dari Rp45,5 triliun per 31 Maret 2023 menjadi Rp46,1 triliun per 31 Maret 2024.
Menurutnya, dana murah, terutama giro, menjadi fokus utama sejalan dengan strategi perusahaan yang aktif dalam menawarkan layanan pengelolaan keuangan berbasis internet atau Cash Management System (CMS) kepada nasabah.
“Meningkatnya DPK mencerminkan tingkat kepercayaan nasabah kepada Bank Muamalat yang tetap terjaga dengan baik. Selain itu, kami juga aktif menjalin kerja sama dengan berbagai instansi di sektor pendidikan, rumah sakit dan lembaga sosial,” ujarnya melalui keterangan tertulis dikutip Kamis, 9 Mei 2024.
Di tengah penurunan laba dan perbaikan CASA sepanjang kuartal I-2024, Bank Muamalat melaporkan bahwa beban tenaga kerja menjadi Rp156,21 miliar, naik 5,66% dari sebelumnya Rp147,85 miliar.
Pasalnya, laba operasional Bank Muamalat mengalami penurunan signifikan sebesar 61,21%, turun menjadi Rp9,89 miliar dari Rp25,49 miliar. Setelah dikurangi pajak penghasilan, laba bersih yang tercatat pada kuartal I-2024 sebesar Rp2,78 miliar.
Di sisi intermediasi, Bank Muamalat berhasil menyalurkan pembiayaan sebesar Rp21,38 triliun, meningkat 10,21% dari Rp19,4 triliun sebelumnya. Aset bank juga mengalami kenaikan sebesar 5,42% menjadi Rp64,93 triliun per Maret 2024.
Seiring dengan pertumbuhan pembiayaan, rasio pembiayaan bermasalah (nonperforming financing) bruto juga mengalami perbaikan ke level 2,22% dari sebelumnya 2,75%. Sementara itu, NPF net meningkat menjadi 1,17% dari sebelumnya 0,75%.