Karyawan beraktivitas di dekat layar monitor pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di kantor Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Rabu, 6 April 2022. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Bursa Saham

Penyebab Saham BBRI, BMRI dan BBNI Dua Hari Beruntun Kebakaran

  • Saham BBRI, BMRI, dan BBNI tergelincir masing-masing sebesar 4,22% (Rp5.675 per saham), 1,81% (Rp6.775 per saham), dan 3,98% (Rp5.425 per saham).
Bursa Saham
Alvin Pasza Bagaskara

Alvin Pasza Bagaskara

Author

JAKARTA – Saham emiten perbankan plat merah penghuni Indeks LQ45 seperti PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) dua hari beruntun mengalami kebakaran. 

Asal tahu saja, ketiga perbankan tersebut merupakan saham blue chip yang memiliki fundamental bagus dan nilai kapitalisasi pasar ratusan triliun rupiah. Oleh karena itu, pergerakan saham BBRI, BMRI, dan BBNI memiliki pengaruh signifikan terhadap pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), selama sesi pertama perdagangan Selasa 2 April 2024, IHSG masih menunjukkan tren pelemahan 0,45% ke level 7.172,93. Bahkan, indeks saham sektor keuangan jadi yang paling terpukul dengan pelemahan 0,9%. 

Baca Juga: Saham BBNI hingga BBCA Terpukul Saat IHSG Terperosok, Ini Biang Keroknya

Dampaknya, harga saham BBRI, BMRI, dan BBNI tergelincir masing-masing sebesar 4,22% (Rp5.675 per saham), 1,81% (Rp6.775 per saham), dan 3,98% (Rp5.425 per saham). Sementara itu, pada perdagangan sebelumnya, Senin, 1 April 2024, ketiga saham tersebut juga ditutup di zona merah tatkala IHSG melemah 1,55%. 

Pertanyaannya, mengapa saham BBRI, BMRI, dan BBNI selama dua hari beruntun mengalami kebakaran? Pelemahan itu dapat dikatakan oleh tekanan net sell atau jual bersih asing terhadap ketiga saham tersebut yang terekam pada perdagangan kemarin. 

Mengutip data dari RTI Business, pada perdagangan kemarin, saham BMRI mencatatkan volume transaksi jual bersih asing tertinggi sebesar Rp688,32 miliar. Sementara itu, saham BBRI dan BBNI masing-masing mencatatkan penjualan bersih asing senilai Rp331,71 miliar dan Rp155,29 miliar.

Terkait menghadapi fluktuasi IHSG dan pelemahan beberapa saham besar, terutama emiten perbankan plat merah, NH Korindo Sekuritas menyarankan para pelaku pasar untuk bersikap wait and see sambil menunggu stabilitas pasar. 

Hal ini juga mempertimbangkan melemahnya nilai tukar rupiah yang hampir mencapai level psikologis Rp16.000, yang kemungkinan masih berpotensi mengalami konsolidasi lebih lanjut mengingat libur panjang Idul Fitri yang akan segera tiba.

Baca Juga: Saham BBNI hingga BBRI Top Losers LQ45 Ketika IHSG Amblas Lagi

Sentimen Pilpres 

Soal performa saham hari ini, terpantau 241 saham mengalami kenaikan, 327 saham mengalami koreksi, dan 200 saham stagnan. Alhasil, IHSG pada perdagangan sesi pertama kembali diparkir di zona merah. 

Analisa Pilarmas Sekuritas, situasi ini dipicu oleh beban yang masih dirasakan pasar dalam negeri terkait sengketa Pilpres yang disidangkan di Mahkamah Konstitusi (MK). Pasalnya, MK akan memanggil empat Menteri dari kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai saksi dalam sidang tersebut.

“Pasar berharap kedatangan empat Menteri datang dan memberikan keterangan, karena kedatangan mereka sebebagi saksi akan sangat membantu dalam proses sengketa pilpres tersebut,” tulis Pilarmas dalam risetnya pada Selasa, 2 April 2024. 

Sementara itu, indeks saham Asia mengalami penguatan, menunjukkan bahwa pasar sepertinya bereaksi terhadap rilis data dari Institute for Supply Management (ISM) yang menyatakan bahwa Indeks Manufaktur Amerika Serikat (AS) meningkat menjadi 50,3 pada bulan lalu. 

Angka ini merupakan yang tertinggi sejak September 2022, dari sebelumnya 47,8 pada bulan Februari. "Hal ini menunjukkan tanda-tanda pemulihan dalam sektor manufaktur, yang memicu spekulasi terkait kemungkinan pemangkasan suku bunga acuan oleh The Fed," tambah analis dari Pilarmas.