Penyusup Sistem Bintang Alien Mungkin Terjebak di Gravitasi Bumi
- Para astronom menduga objek dari sistem bintang alien dapat ditangkap oleh gravitasi Bumi dan berlama-lama di orbit di sekitar planet kita selama jutaan tahun
Tekno
JAKARTA- Para astronom menduga objek dari sistem bintang alien dapat ditangkap oleh gravitasi Bumi dan berlama-lama di orbit di sekitar planet kita selama jutaan tahun. Namun, sebagian besar objek ini kemungkinan akan terlalu kecil untuk dideteksi dengan teleskop saat ini.
Hal tersebut diungkap dalam sebuah studi baru yang diterbitkan 17 Mei di server pracetak arXiv. "Benda-benda yang memasuki tata surya dari ruang antarbintang di luarnya dapat terperangkap ke dalam orbit terikat di sekitar matahari sebagai akibat dari perjalanan yang dekat ke Jupiter," kata co penulis Avi Loeb, seorang profesor fisika di Universitas Harvard.
"Kami menyelidiki kemungkinan beberapa dari mereka ditangkap dan menjadi Near-Earth Objects (NEOs)."
- Mengukur Efek Kontrak Baru Blok Corridor dan Kenaikan ASP bagi Medco Energi (MEDC)
- PGN Bagikan Dividen Capai Rp3,4 T dari 70 Persen Laba 2022
- Bursa Asia Kompak Menguat, IHSG Malah Melemah 0,67 Persen
"Penyusup antarbintang ini, sebagaimana tim menyebutnya, akan mengambil bentuk batuan es yang dibuang dari sistem bintang asalnya sebelum menetap di sistem bintang kita,” kata Loeb kepada Live Science Selasa 30 Mei 2023.
Namun, Loeb dan rekan-rekannya tidak mengesampingkan kemungkinan bahwa benda-benda yang dibuat oleh alien yang cerdas juga dapat berakhir di tata surya kita.
Penyusup di Tata Surya Kita
Pengunjung antarbintang telah menjadi minat besar para astronom sejak 2017. Ini ketika batu ruang angkasa "penyusup" pertama ditemukan di halaman belakang kosmik kita. Objek berbentuk cerutu tersebut diberi nama Oumuamua.
Oumuamua memiliki lebar 400 meter dan panjangnya 10 kali lebarnya. Bentuk ini membedakannya dari asteroid atau komet yang diketahui berasal dari tata surya kita. Setelah mengamati batuan luar angkasa mirip lembing lebih jauh, para ilmuwan menyimpulkan bahwa ia telah mengembara di galaksi kita, tidak terkait dengan sistem bintang mana pun, selama ratusan juta tahun sebelum kebetulan bertemu dengan tata surya.
Pencarian baru untuk objek antarbintang segera menemukan objek kedua, komet nakal Borisov - bola es dan debu seukuran Menara Eiffel dari luar tata surya yang ditemukan pada tahun 2019.
Baik Oumuamua maupun Borisov tidak terikat pada matahari, yang berarti kedua objek tersebut pada akhirnya akan keluar dari tata surya secara tidak terduga. Objek berbentuk cerutu tersebut telah melarikan diri ke luar orbit Neptunus.
Dalam makalah baru mereka, penulis studi menyelidiki apakah benda antarbintang lainnya dapat ditangkap oleh gravitasi matahari, atau bahkan planet, dan dengan demikian dipaksa untuk tetap berada di tata surya.
Upaya sebelumnya untuk mempelajari gagasan ini berfokus pada penangkapan oleh matahari dan sistem Jupiter. Untuk studi baru, para peneliti mulai menyelidiki apakah Bumi juga dapat menangkap pengunjung antarbintang dan mempertahankan mereka sebagai NEO.
Dengan menggunakan simulasi numerik, tim menemukan bahwa Bumi mungkin secara berkala menangkap objek antarbintang di orbitnya. Namun, efeknya kecil dibandingkan dengan Jupiter, yang kira-kira seribu kali lebih efisien dalam menangkap objek antarbintang daripada Bumi.
Selain itu, para peneliti menemukan bahwa objek apa pun yang tertangkap oleh gravitasi Bumi akan menjadi tidak stabil dan akan bertahan di sekitar planet kita untuk waktu yang lebih singkat daripada NEO yang diketahui saat ini. Akhirnya, objek-objek ini akan terganggu oleh interaksi dengan planet lain atau matahari dan akan terlempar dari tata surya. Sama seperti mereka pernah terlempar dari sistem planet asalnya.
Loeb menjelaskan meski tim tidak berteori saat ini ada objek antarbintang yang mengorbit Bumi, para astronom harus terus memeriksa kemungkinan ini. Dan Observatorium Vera C. Rubin yang akan datang, yang akan membuka matanya ke alam semesta pada Agustus 2024, akan membantu dalam pencarian ini.
"Dengan menggunakan simulasi komputer, kami menemukan bahwa beberapa objek yang ditangkap [kira-kira] seukuran lapangan sepak bola dapat dideteksi oleh Observatorium Rubin yang akan mensurvei langit Selatan setiap empat hari dengan kamera 3,2 miliar piksel," kata Loeb.