Ibu dan Anak di China
Dunia

Penyusutan Populasi China Berdampak Pada Ekonomi Global, Ini Penjelasannya

  • Populasi China merosot menjadi 1,412 miliar tahun lalu dari sebelumnya 1,413 miliar pada 2021
Dunia
Rizky C. Septania

Rizky C. Septania

Author

BEIJING - China menjadi rumah bagi 1,4 miliar orang. Namun saat ini, angkanya semakin menyusut. Mengutip Biro Statistik Nasional China, Populasi China merosot menjadi 1,412 miliar tahun lalu dari sebelumnya 1,413 miliar pada 2021.

Mengutip CNBC Internasional Rabu, 8 Maret 2023, China mengalami pertumbuhan populasi negatif untuk pertama kalinya pada 1960-an. Namun, penurunan kali ini adalah yang terbesar sepanjang sejarah.

Banyak ahli percaya bahwa kebijakan satu anak China, yang diperkenalkan pada 1980-an, adalah salah satu alasan utama penurunan populasi. Namun, kebijakan tersebut tampaknya telah menjadi senjata makan tuan. Saat ini, China  tampak khawatir penurunan populasi bisa menyebabkan ekonomi Negeri Tirai Bambu tersebut jadi suram.

“Kebijakan satu anak China adalah sebuah kesalahan. China khawatir karena prospek ekonominya suram,” kata Yi Fuxian, pakar tren populasi China di University of Wisconsin-Madison sebagaimana dikutip TrenAsia.com.

Sebagai informasi, sebelumnya diketahui bahwa China merevisi kebijakan satu anak menjadi dua pada tahun 2016 dan tiga pada tahun 2021. Namun terlepas dari perubahan tersebut, orang dewasa yang berusia muda tampaknya tidak berminat untuk mengikuti kebijakan tersebut dan memiliki lebih banyak bayi.

Saat ini, China menjadi salah satu negara dengan tingkat kesuburan terendah di dunia. Pada tahun 2020, angkanya  jatuh ke level terendah sepanjang masa yakni sebesar 1,28 poin.

Selain China, sejumlah ahli percaya isu penyusutan populasi manusia tengah menjadi perhatian global. Pasalnya, hingga saat ini China dikenal sebagai pusat manufaktur dunia yang menyedikan banyak SDM.

“Konsumen global akan merasakan apa yang sedang terjadi,Apa yang terjadi di kamar tidur di China sebenarnya memengaruhi apa yang terjadi di seluruh dunia,” ujar ” kata penulis buku ‘One Child, Mei Fong.