<p>Ilustrasi restrukturisasi kredit. / Pixabay</p>
Finansial

Per-Juni 2023, Outstanding Pembiayaan IKNB Naik 16,37 Persen

  • Kenaikan tersebut didukung oleh pembiayaan modal kerja dan investasi yang masing-masing mengalami pertumbuhan 32,5% dan 17,65% yoy.
Finansial
Idham Nur Indrajaya

Idham Nur Indrajaya

Author

JAKARTA - Nilai outstanding pembiayaan Industri Keuangan Nonbank (IKNB) mengalami kenaikan 16,37% secara tahunan atau year-on-year (yoy) per-Juni 2023.

Dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Selasa, 1 Agustus 2023, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar menyampaikan bahwa outstanding permbiayaan IKNB pada Juni 2023 mencapai Rp444,5 triliun.

Kenaikan tersebut didukung oleh pembiayaan modal kerja dan investasi yang masing-masing mengalami pertumbuhan 32,5% dan 17,65% yoy.

"Profil risiko perusahaan pembiayaan masih terjaga dengan rasio nonperforming financing (NPF) tercatat sebesar 2,67%," papar Mahendra.

Per-Juni 2023, gearing ratio perusahaan pembiayaan tercatat sebesar 2,27 kali, naik dari 2,2 kali pada bulan sebelumnya.

Dari sektor asuransi, OJK mencatat akumulasi premi asuransi jiwa turun 9,81% secara tahunan atau year-on-year (yoy) per-Juni 2023, sedangkan asuransi umum justru mengalami kenaikan 7,57% yoy.

Per-akhir Juni 2023, premi asuransi jiwa tercatat sebesar Rp86,03 triliun. Sementara itu, premi asuransi umum tercatat sebesar Rp50,79 triliun.

"Akumulasi pendapatan premi sektor asuransi hingga Juni 2023 mencapai Rp150,09 triliun," ujar Mahendra.

Mahendra mengatakan, permodalan di sektor asuransi cukup terjaga dengan risk based capital (RBC) asuransi jiwa dan umum yang masing-masing tercatat di angka 467,85% dan 314,08%.

Kinerja Industri Perbankan

Sektor perbankan dikatakan Mahendra tetap resilien, ditandai dengan fungsi intermediasi yang terjaga dan permodalan yang memadai di tengah tantangan perekonomian dan pasar keuangan global serta tren penurunan harga komoditas utama.

"Pada Juni 2023, pertumbuhan kredit perbankan mencapai 7,76% yoy, terutama ditopang oleh kredit investasi yang tumbuh 9,6% yoy," kata Mahendra.

Dana pihak ketiga (DPK) pun tercatat tumbuh 5,79% yoy dengan deposito yang jadi pendorong utama pertumbuhan.

Menurut keterangan Mahendra, likuiditas perbankan sedikit turun meskipun angkanya masih berada di atas threshold, tercermin dari rasio alat likuid noncore deposit (AL/NCD) dan alat likuid terhadap DPK (AL/DPK) yang masing-masing berada di level 119,04% dan 26,73%.

Sementara itu, rasio kecukupan likuiditas berada di level 230,24%, jauh di atas threshold 100%, sedangkan rasio kecukupan modal berada di level 25,41%, turun dari 26,07% pada bulan sebelumnya.

"Risiko kredit membaik dengan nonperforming loan (NPL) gross turun ke level 2,44%, da NPL net 0,77%," tutur Mahendra.