PLTA XIZANG.jpg
BUMN

Per-Maret 2024, SMI Salurkan Pembiayaan Rp24,6 Triliun untuk Tangani Perubahan Iklim

  • Sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berperan penting dalam pendanaan infrastruktur di Indonesia, PT SMI secara konsisten beralih dari pembiayaan proyek berbasis batubara ke proyek-proyek yang mendukung pengurangan emisi gas rumah kaca.

BUMN

Idham Nur Indrajaya

BOGOR - PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) atau PT SMI terus memperkuat komitmennya dalam mendukung upaya penurunan emisi karbon dan perubahan iklim melalui peningkatan pembiayaan proyek-proyek ramah lingkungan. 

Sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berperan penting dalam pendanaan infrastruktur di Indonesia, PT SMI secara konsisten beralih dari pembiayaan proyek berbasis batubara ke proyek-proyek yang mendukung pengurangan emisi gas rumah kaca.

Transformasi Pendanaan ke Proyek Perubahan Iklim

Sejak tahun 2019, PT SMI telah menerapkan moratorium pembiayaan terhadap pembangkit listrik tenaga batubara dan fokus pada proyek-proyek yang berkontribusi terhadap pengurangan emisi karbon. 

Hingga Maret 2024, PT SMI telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp24,6 triliun untuk 73 proyek perubahan iklim senilai Rp141,7 triliun.

Nilai tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan pembiayaan sebesar Rp6,1 triliun untuk 10 proyek berbahan bakar batu bara dengan nilai Rp28,5 triliun. 

Kepala Divisi Evaluasi Lingkungan Sosial dan Teknik PT SMI, Gan Gan Dirgantara, menyatakan bahwa komitmen PT SMI tercermin dari portofolio pembiayaan atas proyek perubahan iklim sebesar 15,8%

“Lebih besar dibandingkan pembiayaan pembangkit listrik tenaga batubara yang hanya sebesar 3,4% dari total komitmen pembiayaan sebesar Rp142,64 triliun per-Maret 2024.” Ujar Gan Gan dalam acara Media Gathering “Peran Kemenkeu dalam Mendukung Penanganan Perubahan Iklim”, dikutip Kamis, 30 Mei 2024. 

Peran Strategis PT SMI dalam Pembiayaan Hijau

PT SMI memainkan peran penting dalam memobilisasi berbagai skema pembiayaan hijau, termasuk penerbitan Green Bond, multilateral dan bilateral loan facility, serta syndicated loan facility. Selain itu, PT SMI juga aktif dalam pengembangan proyek melalui dana persiapan proyek dari Green Climate Fund (GCF) dan dana geothermal. 

PT SMI juga terlibat dalam berbagai upaya de-risking, seperti proposal pendanaan dari Green Climate Fund, grant investasi, dan mekanisme kredit bersama. 

Inovasi dalam pembiayaan berkelanjutan ditunjukkan melalui platform SDG Indonesia One Blended Finance, yang bertujuan untuk mendorong partisipasi sektor swasta dalam pembiayaan proyek-proyek hijau.

Dampak Positif Terhadap Lingkungan

Komitmen PT SMI dalam mendukung proyek-proyek ramah lingkungan telah menghasilkan dampak signifikan terhadap pengurangan emisi gas rumah kaca. 

Dari 49 proyek yang telah dihitung, potensi emisi yang terhindarkan mencapai 6,8 juta ton CO2-Equivalent per tahun dan menghasilkan potensi Carbon Credit Equivalent sebesar US$25 juta. Proyek-proyek ini juga berpotensi menghasilkan energi terbarukan sebesar 7.405.287 MWh per tahun dengan kapasitas tambahan sebesar 1.440 MW.

Proyek-proyek yang dibiayai PT SMI meliputi pembangunan pembangkit listrik dari berbagai sumber energi terbarukan, seperti minihidro, mikrohidro, geothermal, tenaga surya, tenaga air, dan biomassa. 

Selain itu, PT SMI juga mendukung proyek-proyek air dan sanitasi serta transportasi ramah lingkungan seperti Light Rail Transit (LRT). Sebanyak 70% dari portofolio proyek perubahan iklim PT SMI diarahkan untuk energi terbarukan, 20% untuk transportasi perkotaan, 5% untuk air dan sanitasi, dan 5% lagi untuk pembangkit listrik gas dan uap.

Baca Juga: Indonesia Lebih Rentan Terhadap Perubahan Iklim Dibanding Negara Lain, Ini Alasannya

Menuju Net Zero Emisi pada Tahun 2028

PT SMI menargetkan untuk mencapai net zero emisi gas rumah kaca pada tahun 2028. Upaya yang dilakukan meliputi kompensasi emisi karbon yang timbul (scope 1, scope 2, dan sebagian scope 3) serta perhitungan emisi finansial (scope 3). 

PT SMI juga mendorong para debitur untuk melakukan inventarisasi emisi GRK dan memonetisasi karbon yang bisa dihindari dari proyek-proyek mereka.

Sebagai bagian dari upaya mencapai net zero emisi, PT SMI juga aktif dalam Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC) 2022 yang bertujuan untuk mengurangi emisi GRK sebesar 31,89% tanpa bantuan internasional atau 43,20% dengan bantuan internasional pada tahun 2030.

Pencapaian Target Rencana Aksi Keuangan Berkelanjutan (RAKB) 2024

Hingga Maret 2024, PT SMI berhasil mencapai beberapa target RAKB, termasuk mengurangi porsi pembiayaan proyek pembangkit listrik tenaga batubara menjadi maksimum 5% pada akhir tahun 2024. 

Selain itu, portofolio pembiayaan berkelanjutan yang meliputi proyek hijau dan proyek sosial telah mencapai Rp12,79 triliun atau 14,49% dari total portofolio pembiayaan.

Dalam mendukung program Sustainable Development Goals (SDGs), PT SMI melaksanakan berbagai aktivitas benchmarking dan koordinasi donor, serta memenuhi KPI terkait sustainability linked loan (SLL) yang berpotensi mengurangi suku bunga pinjaman pada tahun berikutnya. 

SMI juga berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp2,08 triliun pada 2023, menurun dibandingkan tahun 2022 yang sebesar Rp2,16 triliun. 

Adapun komitmen pembiayaan di sepanjang 2023 mencapai Rp137,7 triliun, dengan outstanding pembiayaan dan investasi senilai Rp91,3 triliun. 

Sementara gross disbursement perseroan tercatat sebesar Rp15,3 triliun, terdiri dari disbursement ke badan usaha senilai Rp15 triliun dan ke pemerintah daerah sebesar Rp255 miliar.