Ilustrasi keamanan siber.
Korporasi

Peran Telkom (TLKM) yang Terseret Kasus Serangan Siber di Pusat Data Nasional

  • PT TelkomSigma menjadi bagian dari kemitraan TelkomLintasarta-Sigma-neutraDC sebagai penyedia layanan PDNS tahun 2024
Korporasi
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

JAKARTA – Pengakuan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) terkait serangan siber pada layanan Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) ikut menyeret nama PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk.

Dalam kasus ini, diketahui bahwa anak usaha Telkom, PT TelkomSigma menjadi bagian dari kemitraan TelkomLintasarta-Sigma-neutraDC sebagai penyedia layanan PDNS tahun 2024. Dengan demikian, PT TelkomSigma merupakan pengelola Pusat Data 2 di Surabaya yang saat ini tengah diserang.

Keduanya bertanggung jawab atas layanan yang terdiri dari: Infrastructure as a Service (IaaS), Software as a Service (SaaS), Security as a Service (SecaaS), Backup as a Service (BaaS), dan Jaringan Intra Pemerintah (JIP) dengan seluruh layanan berupa request as a service (sesuai permintaan dari tenant). 

Awal Mula Serangan

Pada 20 Juni 2024 pukul 04.15 WIB terjadi gangguan pada layanan PDNS dan dilaporkan telah mengganggu sistem autogate dan perlintasan bandara oleh Ditjen Imigrasi. Setelah dilakukan analisis gangguan dan hasil koordinasi dan eskalasi ke principle cloud platform pada PDNS ditemukenali dan terkonfirmasi bahwa terjadi serangan ransomware Brain Chiper pada Pusat Data 2.

“Serangan Ransomware tersebut telah mengakibatkan sistem failure dan data terenkripsi pada Pusat Data 2,” terang VP Investor Relations TLKM, Octavius Oky Prakarsa (26/6).

Menyikapi kondisi tersebut, TLKM mengaktifkan Crisis Center Gangguan PDNS di Grha Merah Putih (GMP) Telkom Gatot Subroto pada tanggal 20 Juni 2024 pukul 10.30. Fungsi utama Crisis Center adalah sebagai: (1) pusat konsolidasi dan koordinasi seluruh entitas dan stakeholder terkait (Kominfo, BSSN, Bareskrim, Customer terdampak), (2) koordinasi untuk langkahlangkah recovery layanan, dan (3) menyusun strategi untuk solusi ultimate pembangunan dan normalisasi layanan PDNS di Pusat Data 2.

Investasi Telkom

Sebelum terjadi serangan, TLKM diketahui telah melakukan transaksi penambahan modal sebesar Rp1,62 triliun pada anak usahanya, PT Telkom Data Ekosistem (TDE) atau NeutraDC, untuk memperkuat bisnis pusat data perseroan. 

Selain itu, TLKM juga baru saja mengumumkan penandatangan dengan Singapore Telecommunications Limited (Singtel) untuk mengembangkan sistem jaringan kabel laut diantara Batam dan Singapura. 

PGS VP Investor Relation Telkom, Andri Herawan Sasoko, menyatakan bahwa transaksi penambahan modal sebesar Rp1,62 triliun pada NeutraDC telah dilaksanakan pada 4 Juni 2024, untuk mendukung pembangunan lanjutan Hyperscale Data Center (HDC) Cikarang dengan tambahan kapasitas IT Load sebesar 18 MW.

"Alasan dan tujuan dilakukannya Transaksi di atas adalah untuk memperkuat bisnis data center yang dimiliki oleh TDE sehingga TDE dapat menjadi market leader untuk bisnis data center khususnya di Indonesia melalui ekspansi kapasitas data center TDE di domestik," kata Andri dalam keterbukaan infromasi, pada Jumat, 7 Juni 2024.

Selain itu, Andri menyatakan bahwa transaksi ini akan mendukung rencana TLKM dalam mengembangkan bisnis pusat datanya di masa depan, yang diharapkan dapat memberikan nilai optimal bagi perseroan.

Andri juga menegaskan bahwa tidak ada dampak signifikan terhadap kondisi keuangan perseroan, mengingat transaksi tersebut dilakukan antara Telkom dan anak perusahaan plat merah tersebut. 

Kembangkan Kabel Laut

Sebelumnya, anak perusahaan TLKM, Telekomunikasi Indonesia International (Telin), bersama Singtel telah mengumumkan penandatanganan Nota Kesepahaman untuk mengembangkan Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) baru yang menghubungkan Singapura dan Batam.

Kedua perusahaan yang tergabung dalam Konsorsium INSICA (Indonesia Singapore Cable System) dan akan membangun jaringan serat optik bawah laut sepanjang 100 kilometer. Hal ini akan berdampak terhadap interkonekvitas. 

Chief Executive Officer Telin, Budi Satria Dharma Purba mengatakan pada masa mendatang, pasar kabel bawah laut global siap untuk pertumbuhan yang belum pernah terjadi, menjadikan Batam dan Singapura sebagai lokasi utama untuk investasi data center.

“Kabel bawah laut INSICA akan memenuhi kebutuhan penting untuk interkonektivitas data center di antara lokasi-lokasi strategis utama ini,” kata Budi dalam siaran pers, pada Rabu, 5 Juni 2024. 

INSICA akan menghadirkan kabel bawah laut yang terdiri dari 24-pasangan serat optik dan dua jalur kabel darat yang beragam sehingga menawarkan kapasitas maksimum hingga 20 terabit per detik per pasangan serat optik.

Budi menambahkan langkah tersebut akan memberikan bandwidth yang unggul, konektivitas tanpa batas, dan keamanan jaringan yang kuat serta memungkinkan pembagian sumber daya dan skalabilitas yang efisien.