Bendera Palestina
Dunia

Perang Akibatkan 61 Persen Lapangan Pekerjaan di Palestina Hilang

  • 390.000 pekerjaan di dua wilayah Palestina hilang dan pendapatan harian sebesar US$16 juta atau sekitar Rp250,63 miliar (kurs Rp15.664) juga ikut melayang.

Dunia

Bintang Surya Laksana

BEIRUT - Organisasi buruh internasional atau International Labour Organization (ILO) melaporkan pada beberapa waktu lalu setidaknya 61 persen lapangan pekerjaan atau sekitar 182.000 pekerjaan hilang di Gaza sejak meletusnya konflik pada 7 Oktober 2023. 

Tidak hanya di daerah Gaza , ILO melaporkan dampak peperangan  tersebut mengakibatkan 24 persen lapangan kerja, setara dengan 208.000 pekerjaan di Tepi Barat juga hilang.

Jika digabungkan, badan internasional di bawah PBB tersebut menyebutkan 390.000 pekerjaan di dua wilayah Palestina hilang dan pendapatan harian sebesar US$16 juta atau sekitar Rp250,63 miliar (kurs Rp15.664) juga ikut melayang.

“Penilaian awal kami mengenai dampak krisis tragis yang terjadi saat ini terhadap pasar tenaga kerja Palestina telah membuahkan hasil yang sangat mengkhawatirkan, dan hal ini hanya akan bertambah buruk jika konflik terus berlanjut,” kata Direktur Regional ILO untuk Negara-negara Arab Ruba Jaradat dalam keterangan resmi.

Jaradat menyampaikan konflik tersebut tidak hanya mengakibatkan krisis kemanusiaan dengan konsekuensi besar seperti hilangnya nyawa dan kebutuhan dasar manusia, namun juga melebar menjadi krisis sosial dan ekonomi. Dampak konflik tersebut telah menyebabkan kerusakan signifikan pada lapangan kerja dan dunia usaha, dan diprediksi akan terasa dalam tahun-tahun mendatang.

Atas imbas yang diterima Palestina, Jaradat menyerukan penduduk di Gaza harus diberikan akses penuh, cepat, aman, dan tanpa hambatan terhadap bantuan kemanusiaan sesuai dengan hukum humaniter internasional.

ILO menyebutkan seluruh lingkungan di Gaza telah hancur, infrastruktur rusak parah, bisnis tutup, pengungsian dalam skala besar terjadi, dan kekurangan air, makanan dan bahan bakar mengakibatkan lumpuhnya aktivitas ekonomi.

Gaza yang berada di bawah blokade penjajah Israel sejak tahun 2005 telah mengalami penderitaan secara ekonomi yang parah bahkan sebelum dimulainya konflik terbaru yang masih bergulir hingga sekarang akibat pihak penjajah yang menolak gencatan senjata yang diusulkan Majelis Umum PBB.