
Perang Dagang AS Memanas, Saham BBRI dan BBNI Bisa Jadi Pilihan
- Ketegangan perdagangan internasional kembali meningkat setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan kebijakan tarif resiprokal terhadap negara-negara mitra dagang. Namun, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) bisa menjadi pilihan.
Rekomendasi
JAKARTA – Ketegangan perdagangan internasional kembali meningkat setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan kebijakan tarif resiprokal terhadap negara-negara mitra dagang. Namun, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) bisa menjadi pilihan.
Kebijakan ini sontak memicu kepanikan di pasar keuangan global dan membawa dampak signifikan bagi pasar domestik, termasuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang diperkirakan akan dibuka setelah libur panjang Lebaran dengan tekanan cukup berat.
Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta Utama, menyebutkan bahwa kebijakan ini berpotensi memicu penurunan tajam IHSG, bahkan membuka kemungkinan terjadinya pembekuan sementara perdagangan (trading halt) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
- Mengukur Dampak Tarif Tinggi AS Terhadap Ekspor Mebel RI
- IHSG Turun 11 Persen Ketika Bursa Libur, Ini Penjelasan BEI soal Data Google
- Krisis Kripto Awal Pekan: Bitcoin Anjlok 7 Persen di Tengah Tekanan Tarif AS
“Ini bisa dimaklumi, mengingat pasar Indonesia baru akan dibuka kembali setelah libur panjang sejak 28 Maret lalu,” ujarnya pada Senin, 7 April 2025.
Sementara itu, Founder Stocknow, Hendra Wardana, menambahkan bahwa reaksi pasar terhadap kebijakan tersebut berlangsung sangat cepat dan ekstrem. Hal ini mencerminkan kekhawatiran pelaku pasar terhadap eskalasi perang dagang yang berpotensi mengganggu rantai pasok global, memperlambat arus perdagangan internasional, serta melemahkan ekonomi dunia.
Di Amerika Serikat, pasar saham langsung merespons negatif. Nasdaq terkoreksi 11,4%, Small Cap 2000 turun 10,7%, S&P 500 melemah 10,5%, dan Dow Jones anjlok 9,3% hanya dalam dua hari perdagangan.
Koreksi serupa juga terjadi di berbagai bursa global lainnya, seperti MSCI World yang turun 9,3%, FTSE MIB Italia 9,9%, DAX Jerman 7,8%, dan WIG20 Polandia jatuh 10,2%. Indeks Euro Stoxx 50 dan FTSE 100 Inggris masing-masing melemah 8,3% dan 6,4%.
Mengacu pada kondisi tersebut, Hendra memprediksi IHSG berpotensi melemah ke area support 6.290–6.312, dengan resistance jangka pendek di level 6.660. Ia juga memperkirakan nilai tukar rupiah akan dibuka melemah di kisaran Rp16.900 per dolar AS, dan bahkan bisa menembus Rp17.000 jika tekanan eksternal terus berlanjut.
Di tengah tekanan ini, KB Valbury Sekuritas merekomendasikan sejumlah saham yang dinilai masih memiliki potensi keuntungan dalam jangka pendek. Saham-saham yang disarankan untuk strategi trading buy antara lain:
1. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI)
- Target Harga: Rp4.120
- Resistance: Rp4.120
- Support: Rp3.970
- Stop Loss: Rp3.820
2. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI)
- Target Harga: Rp4.310
- Resistance: Rp4.310
- Support: Rp4.140
- Stop Loss: Rp3.970
3. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS)
- Target Harga: Rp1.585
- Resistance: Rp1.585
- Support: Rp1.535
- Stop Loss: Rp1.485
4. PT Jasa Marga Tbk (JSMR)
- Target Harga: Rp4.060
- Resistance: Rp4.060
- Support: Rp3.940
- Stop Loss: Rp3.820
5. PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI)
- Target Harga: Rp1.400
- Resistance: Rp1.400
- Support: Rp1.320
- Stop Loss: Rp1.240
6. PT United Tractors Tbk (UNTR)
- Target Harga: Rp23.950
- Resistance: Rp23.950
- Support: Rp23.000
- Stop Loss: Rp22.050