Perang Drone Makin Brutal, Ukraina Berencana Bikin 1 Juta FPV pada 2024
- FPV merupakan First Person View yang berarti pandangan pertama dari sudut pandang pilot. Drone ini dikendalikan oleh seorang pilot yang menggunakan kamera yang terpasang di drone untuk melihat area sekitarnya secara langsung melalui kacamata VR atau monitor.
Dunia
KYIV- Ukraina telah mengumumkan rencana untuk membanjiri medan perang dengan drone buatan lokal yang memiliki pandangan orang pertama yang sangat efektif.
Kyiv mengatakan pihaknya berencana memproduksi sekitar satu juta drone first-person view (FPV) tahun depan. Digunakan untuk pengintaian dan penyerangan, drone FPV merupakan senjata yang memiliki dampak signifikan di medan perang.
Ukraina juga berencana membangun lebih dari 11.000 drone serang jarak menengah dan jauh pada tahun depan. “Semua fasilitas produksi telah siap. Dan kontrak untuk tahun 2024 telah dimulai,” kata Menteri industri strategis Ukraina Oleksandr Kamyshin dikutip Reuters Rabu 20 Desember 2023.
Efektivitas drone FPV tidak diragukan lagi di medan perang. Selain itu biaya pengadaannya juga rendah. Ini yang mendorong Ukraina berusaha menggenjot produksi senjata tersebut. Selain itu Rusia juga telah menggunakan jenis drone yang sama. Dan meskipun Ukraina memelopori penggunaan drone sipil yang diadaptasi ini, Rusia kini dianggap mengoperasikan lebih banyak drone. Dan kesenjangannya semakin meningkat.
- Bank Raya (AGRO) Sukses Salurkan Kredit Digital Rp9,7 Triliun per November 2023
- Siap IPO, Pengelola Hotel Mewah Griptha di Kudus (GRPH) Bidik Dana Rp21 Miliar
- Jumlah Platform Fintech Lending Terus Menurun, Terbaru Ada 2 Perusahaan
Meningkatkan produksi drone semacam itu di Ukraina juga mempunyai kepentingan ekonomi. Ini akan membantu meningkatkan industri lokal. Selain itu memberikan otonomi lebih besar dari sumber-sumber perlengkapan militer Barat. Terlebih di tengah pertanyaan tentang berlanjutnya aliran senjata dan dana ke Kyiv.
Kelayakan Ukraina memproduksi drone dalam jumlah besar, bahkan yang berteknologi rendah sekalipun masih harus dilihat. Namun, tujuan tersebut menunjukkan betapa pentingnya supremasi drone FPV di medan perang.
Jika mencermati Ukraina dan Rusia menawarkan perspektif yang sangat berbeda mengenai perkembangan perang di medan perang menjelang akhir tahun ini.
Mengenai kemajuan masing-masing pihak, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa Rusia belum mendapatkan hasil apa pun pada tahun ini.
Zelensky juga mengatakan dia tetap berkomitmen untuk memulihkan Ukraina ke wilayah sebelum tahun 2014. Termasuk kembalinya Krimea. Namun, dia juga mengatakan taktik di medan perang mungkin berubah. Ini setelah mempertimbangkan secara cermat hasil operasi militer tahun ini.
Dalam penilaian intelijen terbarunya, Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan pasukan Ukraina dalam beberapa minggu terakhir beralih ke posisi defensif di sebagian besar garis depan. Dalam salah satu bagian proyek ini, Ukraina telah berupaya meningkatkan pertahanan di sepanjang perbatasannya dengan Belarusia dengan menggunakan gigi naga, kawat berduri, dan parit anti-tank. Penguatan ini mulai dilakukan pertengahan Desember 2023.”
Rencana perang Zelensky di masa depan masih belum jelas. Namun pemimpin Ukraina itu juga mengatakan sedang mengembangkan proposal untuk memobilisasi antara 450.000 hingga 500.000 lebih warga Ukraina ke dalam angkatan bersenjata. Namun dia mengakui hal ini sebagai masalah sangat sensitif yang memerlukan diskusi lebih lanjut antara militer dan pemerintah.
Di bagian lain Presiden Vladimir Putin mengatakan kepada para pejabat pertahanannya bahwa militer Rusia saat ini mempunyai momentum. “Pasukan Rusia saat ini memegang inisiatif. Kami secara efektif melakukan apa yang mereka anggap perlu dan melakukan apa yang mereka inginkan,” katanya Rabu 20 Desember 2023.
Topik lain yang dibahas dalam pertemuan Putin dengan para pejabat pertahanan adalah hasil produksi tank negara tersebut. Berbicara pada pertemuan tersebut, Menteri Pertahanan Sergei Shoigu mengatakan, Rusia telah meningkatkan produksi tank sebanyak 5,6 kali lipat sejak dimulainya invasi. Shoigu mengklaim Rusia telah memasang ladang ranjau seluas 7.000 kilometer persegi di garis depan berukuran 2.000 kilometer.