Perang Genap 1000 Hari, Ukraina Berjanji Tidak akan Menyerah
- Ekskalasi perang telah meningkat dalam beberapa hari terakhir. Hal ini menyusul keputusan Presiden Joe Biden untuk memberikan lampu hijau kepada Ukraina untuk menggunakan rudal jarak jauh yang dipasok oleh Amerika guna menyerang Rusia
Dunia
KYIV- Perang Ukraina pada Selasa 19 November 2024 tepat berlangsung 1.000 hari sejak Rusia melancarkan invasinya. Ukraina menegaskan tidak akan pernah menyerah terhadap agresi Rusia.
"Ukraina tidak akan pernah menyerah kepada penjajah, dan militer Rusia akan dihukum karena melanggar hukum internasional," kata kementerian luar negeri pada hari Selasa.
Zelensky akan menyampaikan pidato pada sesi khusus Parlemen Eropa saat negara itu menandai tonggak sejarah tersebut. Dia akan menyampaikan pidato di hadapan anggota Parlemen Eropa melalui tautan video dari Kyiv. Media lokal sebelumnya melaporkan Zelensky juga akan mengungkap rencana ketahanan internal kepada parlemen Ukraina.
Panglima militer negara Jenderal Oleksandr Syrskyi, menulis di Telegram bahwa negara itu telah menghadapi 1.000 hari pertempuran yang sangat rumit dan sengit demi eksistensi negara.
"Di parit beku wilayah Donetsk dan di padang rumput yang terbakar di wilayah Kherson, di bawah tembakan, hujan es, dan senjata antipesawat - kami berjuang demi hak untuk hidup."
- Tren Pembiayaan Berkelanjutan Bikin Permintaan Kredit Menurun
- Uang Anak Usaha KoinWorks Dibawa Kabur Borrower, Bagaimana Nasib Lender?
- SCG Luncurkan Semen Rendah Karbon, Masuk RI Mulai 2025
Dia menambahkan: "Setiap malam yang gelap, bahkan jika jumlahnya seribu, selalu berakhir dengan fajar."
Ekskalasi perang telah meningkat dalam beberapa hari terakhir. Hal ini menyusul keputusan Presiden Joe Biden untuk memberikan lampu hijau kepada Ukraina untuk menggunakan rudal jarak jauh yang dipasok oleh Amerika guna menyerang Rusia. Izin itu diumumkan pada Senin 18 November 2024.
Langkah Biden untuk mengizinkan Ukraina menyerang Rusia dengan rudal jarak jauh buatan Amerika disambut sebagai langkah positif. Keputusan ini dinilai dapat memperbaiki keseimbangan kekuatan kedua negara .
Diperkirakan Ukraina hanya diberi izin untuk menggunakan rudal tersebut untuk mempertahankan pasukannya di dalam wilayah Kursk Rusia. Tempat Kyiv melancarkan serangan mendadak pada bulan Agustus. Serangan dari pasukan Rusia dan Korea Utara diperkirakan akan terjadi dalam beberapa hari.
Pada hari Selasa, Kremlin menyetujui doktrin nuklir terbarunya yang menyatakan setiap agresi dari negara non-nuklir, jika didukung oleh kekuatan nuklir, akan dianggap sebagai serangan bersama terhadap Rusia.
Disebutkan Rusia dapat menggunakan senjata nuklir jika terjadi ancaman kritis terhadap kedaulatannya bahkan jika hanya dengan senjata konvensional. Senjata nuklir juga bisa digunakan jika ada serangan terhadap Belarus, atau peluncuran besar-besaran pesawat militer, rudal jelajah, pesawat tak berawak, atau kendaraan udara lainnya yang melintasi perbatasan Rusia.
Di bagian lain Kepala urusan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell Fontelles pada hari Selasa juga mengatakan Uni Eropa terus mendukung Ukraina, tetapi perlu berbuat lebih banyak dan lebih cepat.
"Uni Eropa akan terus memberikan dukungan untuk membantu mencapai kemenangan bagi Ukraina dan membawa perdamaian ke benua kami," katanya dalam sebuah video yang dibagikan di X.
"Sejarah akan menghakimi kita berdasarkan tindakan dan reaksi kita," tulis keterangan video tersebut.
Perdana Menteri Inggris Sir Keir Starmer juga menegaskan kembali dukungan kuat negaranya terhadap Ukraina. Pernyataan ini muncul di tengah spekulasi bahwa ia dapat memberikan izin kepada Kyiv untuk menggunakan rudal Storm Shadow yang dipasok Inggris untuk menyerang target jauh di dalam wilayah Rusia.