Industri

Perang Harga Minyak & Corona Bikin IHSG Anjlok lagi

  • IHSG menembus level psikologis 5.000 alias terjun 5,01% ke level 4.895,75. Padahal, pada perdagangan awal pekan, IHSG sudah terjerembab hingga 6,5%.

Industri
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

Masih berlanjutnya perang harga minyak mentah dunia antara Arab Saudi dan Rusia serta peningkatan kekhawatiran dampak virus corona membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali anjlok

Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah Redjalam mengatakan harga minyak mentah dunia berada pada rentang US$30 per barel. Akibatnya, penjualan minyak Amerika Serikat (AS) tertekan lantaran harga itu di bawah biaya produksi.

Menurut dia, tekanan itu tentu saja memukul industri minyak dan gas AS. Sehingga, perekonomian Negeri Paman Sam itu juga turut terkontraksi.

“Dampaknya sangat besar, sekarang satu per satu sudah bisa dirasakan efeknya,” kata dia di Kantor CORE Indonesia, Jakarta, Kamis, 12 Maret 2020.

Saat bersamaan, kondisi ekonomi China berangsur pulih setelah pandemik virus corona mulai mereda di Tiongkok. Kondisi kontradiktif antara dua negara raksasa penyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) dunia tersebut akan mempengaruhi perekomomian global secara keseluruhan.

Piter memandang, kondisi tersebut tentu berdampak negatif terhadap pertumbuhan kredit perbankan di Tanah Air. Saat ekonomi global terkontraksi, tentunya bakal menekan permintaan dan terjadi koreksi harga komoditas.

“Itulah sebabnya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melonggarkan kolektibilitas kredit, karena kalau tidak begitu akan menghambat penyaluran kredit,” ujarnya.

Kendati demikian, dia tidak dapat memastikan kebijakan pemerintah untuk mengurangi dampak perang harga minyak dan virus corona ini akan bertahan lama.

Akan tetapi, perang harga minyak dan dampak virus corona ini telah direspons langsung oleh pasar keuangan Indonesia. Tercatat, IHSG telah anjlok untuk kali ketiga.

Pada perdagangan Kamis, 12 Maret 2020, IHSG kembali terjungkal. Bursa Efek Indonesia (BEI) bahkan harus menghentikan sementara perdagangan (trading halt) pada pukul 15.33 Jakarta Automated Trading System (JATS).

IHSG menembus level psikologis 5.000 alias terjun 5,01% ke level 4.895,75. Padahal, pada perdagangan awal pekan, IHSG sudah terjerembab hingga 6,5%.

“Kalau ke IHSG langsung berdampak, kalau ke sektor riil butuh waktu untuk berdampak secara langsung,” kata Piter. (SKO)