Perang Makin Brutal, Ukraina Mulai Gunakan Amunisi Cluster Bantuan Amerika
- KYIV- Sejumlah bukti menunjukkan Ukraina mulai menggunakan amunisi cluster bantuan Amerika di medan perang. Sejumlah video dan saluran Telegram Rusia
Dunia
KYIV- Sejumlah bukti menunjukkan Ukraina mulai menggunakan amunisi cluster bantuan Amerika di medan perang. Sebuah senjata yang dikenal brutal.
Sejumlah video dan saluran Telegram Rusia telkah mencatat penggunaan pertama amunisi cluster yang dikenal sebagai Dual -Purpose Improved Conventional Munitions (DPICM) tersebut.
Saluran Telegram Rusia Operation Z melaporkan Ukraina mulai menggunakan amunisi cluster secara besar-besaran di front Zaporizhzhia dan Bakhmut. Selain itu juga di sektor depan Donetsk Selatan.Para prajurit melaporkan bahwa Ukraina telah menggunakan sebelumnya, tetapi dalam jumlah yang lebih kecil.
Sedangkan saluran telegram Rusia Kolonelcassad menyebut srangan besar multiple launch rocket system atau MLRS dan penggunaan amunisi cluster dipandang sebagai cara untuk mengatasi pertahanan taktis Angkatan Bersenjata Rusia. Bloger militer ini menambahkan situasi membutuhkan peningkatan penggunaan munisi cluster oleh pasukan Rusia. Senjata ini diyakini akan sangat efektif dalam menyerang daerah lawan dan mendorong maju kelompok penyerang infanteri.
- Ini Alasan Mengapa Anak Tantrum di Hari Pertama Sekolah
- Perkuat Ekosistem Ekonomi Kreatif, Menparekraf Dorong Ponorogo Masuk UNESCO Creative Cities Network
- Realisasi Investasi Semester I-2023 Capai Rp678,7 Triliun
Amunisi ini juga telah membawa korban seorang bloger militer terkenal Rusia Mikhail Luchin yang d dikenal sebagai "Misha na Donbas. Saluran Telegram War Gonzo melaporkan Luchin meninggal pada Kamis 20 Juli 2023 dalam serangan bom cluster.
Gedung Putih juga mengakui Ukraina telah menggunakan amunisi cluster yang mereka kirimkan dan mengklaim cukup efektif. Senjata ini disebut sudah mempengaruhi pasukan Rusia.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan pihaknya telah mendapat umpan balik awal dari Ukraina dari penggunaan amunisi tersebut. “Amunisi cluster berdampak pada formasi pertahanan dan manuver Rusia,” katanya dikutip the Washington Post Kamis 20 Juli 2023. Di Pentagon, Wakil Sekretaris Pers Sabrina Singh juga membenarkan bahwa Ukraina sekarang menggunakan amunisi cluster.
Pentagon dua minggu lalu mengumumkan akan mengirimkan ratusan ribu DPICM. Senjata ini disediakan karena dua alasan utama. Yang pertama karena Amerika memiliki stok yang besar dan memberikan sebagian ke Ukraina tidak akan memiliki efek pada kekuatan sendiri. Alasan utama lainnya adalah bahwa bom ini diyakini akan membantu Ukraina mengalahkan benteng dan parit besar yang telah dibangun Rusia.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengancam akan membalas Ukraina jika mereka menggunakan amunisi cluster untuk melawan mereka. Meskipun data dari PBB menunjukkan Rusia telah menggunakan munisi tandan di daerah berpenduduk Ukraina setidaknya 24 kali sejak dimulainya invasinya dimulai pada 24 Februari 2022.
Ukraina juga telah menggunakan senjata sejenis sebelumnya. Sebuah laporan Human Rights Watch yang dirilis awal bulan mengatakan penggunaan amunisi cluster oleh Ukraina telah menyebabkan banyak kematian dan cedera serius bagi warga sipil. Serangan dilakukan di kota Izyum dan lokasi lain pada tahun 2022.
- Rusia Bujuk Negara Asia Tenggara Tinggalkan Dolar AS
- Tiga Juta Rokok Ilegal Disita Sepanjang Semester 1-2023
- Dorong Transisi Energi, Pertamina dan Toyota Kembangkan Kendaraan Hidrogen
Awal pekan ini, Kolonel Oleksandr Bakulin, komandan Brigade ke-57 Ukraina mengatakan bahwa amunisi cluster diperlukan untuk menimbulkan kerusakan maksimum pada infanteri musuh. Meskipun dia mengakui senjata ini tidak akan menyelesaikan semua masalah di medan perang.
Benteng Rusia di timur dan selatan telah ditebari dengan ranjau anti-tank dan anti-personil di area dengan kedalaman antara tiga hingga 10 mil. Pertahanan telah berhasil menghentikan serangan balik Ukraina yang dimulai sekitar sebulan lalu.
Senjata Terlarang
Amunisi cluster merupakan amunisi yang membawa banyak subamunisi. Senjata ini telah dilarang oleh 120 negara karena dinilai menyerang tanpa pandang bulu. Selain itu banyak kasus subamunisi yang tidak meledak hingga saat konflik berakhir akan membahayakan penduduk sipil.
Sebagian besar sekutu NATO Washington telah menandatangani Konvensi Munisi Cluster. Sebuah perjanjian yang melarang penggunaan dan produksinya. Tetapi Amerika Serikat, Rusia, dan Ukraina tidak pernah menandatangani perjanjian tersebut.
Penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan menolak gagasan bahwa pengiriman amunisi membuat otoritas moral Amerika dipertanyakan. “Otoritas moral Amerika dan otoritas moral Ukraina dalam konflik ini berasal dari fakta bahwa kami mendukung negara yang berada di bawah serangan brutal oleh tetangganya. Rusia telah menggunakan rudal dan bom menghujani kota-kota Ukraina,” katanya.
Penggunaan pertama DPICM oleh Ukraina ini hanyalah permulaan. Dan apakah akan mengubah permainan? Belum bisa dipastikan. Yang bisa dipastikan adalah perang ini akan semakin brutal dan kejam.