Kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di perairan Banten. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Industri

Perang Rusia-Ukraina Bikin Harga Batu Bara Tembus Rekor Tertinggi Sepanjang Masa, US$446 per Ton

  • Harga batu bara dunia mengalami kenaikan dahsyat dan menembus level tertinggi sepanjang sejarah (all time high/ATH). Hal ini terjadi di tengah ketegangan geopolitik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina.

Industri

Drean Muhyil Ihsan

JAKARTA – Harga batu bara dunia mengalami kenaikan dahsyat dan menembus level tertinggi sepanjang sejarah (all time high/ATH). Hal ini terjadi di tengah ketegangan geopolitik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina.

Melansir data perdagangan Refinitiv, harga batu bara di pasar ICE Newcastle melonjak hingga 46,01% menuju level harga US$446 per ton pada penutupan Selasa, 3 Maret 2022, sekaligus menjadikannya harga tertinggi sejak 2008 silam.

Pergerakan harga batu bara dunia ini telah melesat tajam dari periode Februari 2022 yang menyentuh level US$280 per ton. Selama periode tahun berjalan, harga batu bara telah melambung hingga 193,90% dan meroket hingga 425,32% selama setahun terakhir.

Kenaikan harga yang terjadi pada komoditas emas hitam itu disebabkan oleh pecahnya konflik geopolitk antara Rusia dan Ukraina yang ditandai dengan dilancarkannya serangan operasi militer khusus ke wilayah Ukraina oleh pihak Rusia pada pekan lalu.

Serangan oleh Rusia itu menimbulkan kecaman dari dunia internasional ditandai dengan adanya pemberian sederet sanksi berat secara ekonomi kepada Rusia. Salah satu sanksinya adalah penghapusan Bank Rusia dari sistem pembayaran internasional atau SWIFT (Society Worlwide Interbank Financial Telecommunication) oleh Amerika Serikat beserta sekutunya.

Sederet sanksi yang dijatuhkan ke Rusia itu menyulut kekhawatiran dunia dalam hal kelancaran pasokan batu bara yang dapat berpotensi menyebabkan adanya krisis energi internasional. Hal itu mengingat Rusia juga merupakan salah satu negara pengekspor batu bara terbesar di dunia.

Menanggapi itu, beberapa negara kini telah melakukan sejumlah langkah antisipasi dengan membuka kembali beberapa pembangkit listrik batu bara yang sebelumnya telah ditutup seperti yang dilakukan oleh Italia dan Jerman. Sementara negara-negara di Asia saat ini juga tengah berebut untuk menemukan pasokan alternatif menggantikan batu bara dari Rusia.

Ketua Umum Asosiasi Pemasok Batu Bara dan Energi Indonesia atau Aspebindo memproyeksikan bahwa harga batu bara dunia masih akan terus mengalami kenaikan seiring dengan memanasnya konflik hubungan geopolitik antara Rusia dan Ukraina.

“Harga masih akan terus mengalami kenaikan dalam beberapa waktu kedepan,” jelas Anggawira kepada TrenAsia.com, Rabu, 2 Maret 2022.

Melansir dari laman Trading Economics, membaranya harga batu bara yang terjadi saat ini justru diproyeksikan perlahan akan mereda hingga berada pada level US$227,58 per ton sampai dengan akhir kuartal I-2022. Hal itu atas kalkulasi dari sejumlah indikator makro global dan ekspetasi para analis.