Perawatan Kesehatan Buruk, 8 Juta Orang Meninggal di 137 Negara Berpenghasilan Rendah
- Badan Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan sekitar 8 juta orang meninggal setiap tahun di 137 negara berpenghasilan rendah dan menengah akibat perawatan kesehatan yang berkualitas buruk.
Nasional
JAKARTA- Badan Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan sekitar 8 juta orang meninggal setiap tahun di 137 negara berpenghasilan rendah dan menengah akibat perawatan kesehatan yang berkualitas buruk.
Laporan gabungan dua badan PBB tersebut dikeluarkan Selasa 13 Juni 2023. Dikatakan bahwa perawatan kesehatan bermutu rendah pada akhirnya menimbulkan kerugian ekonomi sebesar US$6 triliun setiap tahun akibat kesehatan buruk dan kematian dini.
Penelitian tersebut menemukan bahwa hanya 12 persen dari semua negara di dunia memiliki lebih dari 75 persen dana untuk mencapai target dalam hal air, sanitasi, dan kebersihan (WASH) di fasilitas kesehatan.
"WASH di fasilitas perawatan kesehatan sangat penting untuk perawatan berkualitas, dalam hal ini terdapat konsensus universal. Banyak negara sedang bertindak, namun diperlukan upaya dan investasi yang lebih kolaboratif, terfokus, dan ekspansif," demikian laporan UNICEF-WHO tersebut.
- Erick Thohir Beri Sinyal Messi Batal ke Jakarta
- IHSG Ambruk di Sesi Pertama, Saham DEWA Ngacir Efek Anthoni Salim
- Alih Kelola Blok Masela dari Shell ke Pertamina Terus Digenjot, Target Rampung Akhir Juni 2023
Laporan setebal 80 halaman itu memperingatkan bahwa seiring meningkatnya risiko pandemi di masa depan, perubahan iklim, ketidakamanan geopolitik, dan konflik; maka investasi di bidang perawatan kesehatan menjadi lebih krusial dari sebelumnya.
Jutaan nyawa dapat diselamatkan dan kerugian ekonomi miliaran dolar dapat dicegah melalui intervensi WASH yang sederhana dan terjangkau.
Layanan WASH yang aman memungkinkan praktik pencegahan dan pengendalian infeksi yang dapat menyelamatkan jiwa untuk membatasi penyebaran resistansi antimikroba serta membantu menyediakan layanan perawatan kesehatan primer berkualitas bagi semua pihak, kata UNICEF dan WHO.