<p>Kegiatan peningkatan jaringan jalan dan jembatan di KPSN unggulan prioritas. / Dok. Kementerian PUPR</p>
Nasional

Perbaikan Permanen Jembatan Benanain di NTT Ditargetkan Selesai Enam Bulan

  • Rusak akibat diterjang banjir awal April 2021, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan perbaikan permanen Jembatan Benanain di Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur (NTT), selesai dalam enam bulan.

Nasional

Reza Pahlevi

JAKARTA – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melakukan perbaikan permanen Jembatan Benanain di Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Pembangunan jembatan yang rusak akibat diterpa banjir pada awal April 2021 tersebut ditargetkan selesai dalam enam bulan.

“Untuk pelaksanaan pekerjaannya akan dibantu oleh BUMN PT Wijaya Karya dengan metode pengerjaan terlebih dulu baru dihitung total biaya yang dikeluarkan karena ini keadaan darurat bencana,” kata Wakil Menteri PUPR Jhon Wempi Watimpo dalam keterangan resmi yang dikutip pada Jumat, 23 April 2021.

Sebagai upaya penanganan darurat, Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) NTT telah menyiapkan jembatan darurat dari kayu sebagai jalur alternatif sementara agar arus kendaraan roda dua dan pejalan kaki bisa melintas.

Rencananya, perbaikan permanen Jembatan Benanain akan dilakukan penggantian pada tiga bentang dan tiga pilar, yakni Bentang 2-3-4 dan Pilar 2-3-4.

“Kita akan ganti dengan perkuatan struktur baru terutama penggantian pilar yang semula berupa pondasi setempat menjadi pondasi borepile sehingga diharapkan akan lebih kuat untuk menahan arus sungai ketika terjadi banjir lagi,” ujar Kepala BPJN NTT Muktar Napitupulu.

Untuk perbaikan jembatan tersebut telah dikerahkan 2 unit excavator, 1 unit wheel loader, 2 unit dump truck kecil dan 4 unit dump truck besar.

Jembatan sepanjang 295 meter tersebut dibangun pada 1982 dan pernah direhabilitasi oleh Kementerian PUPR pada 2000 usai terjadi banjir besar.

Akibat dari rusaknya jembatan tersebut banyak kendaraan roda empat dari arah Betun menuju Kupang atau sebaliknya, serta dari Malaka Barat dan sekitarnya menuju Betun terhenti di ujung jembatan dan harus melanjutkan dengan berjalan kaki atau kendaraan roda dua. (RCS)